Rabu, 16 Januari 2013

PENDIDIKAN DAN KESEHATAN DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI


PERAN SENTRAL PENDIDIKAN DAN KESEHATAN

Pendidikan dan kesehatan merupakan tujuan pembangunan yang mendasar,terlepas dari hal-hal lain, kedua hal itu merupakan hal yang penting. Kesehatan merupakan inti dari kesejahteraan, dan pendidikan merupakan hal yang pokok untuk menggapai kehidupan yang memuaskan dan berharga. Keduanya merupakan hal yang fundamental untuk membentuk kapabilitas manusia yang lebih luas yang berada pada inti makna pembangunan.
Pada saat yang sama, pendidikan memainkan peran kunci dalam membentuk kemampuan sebuah negara berkembang untuk menyerap teknologi modern dan untuk mengembangkan kapasitas agar tercipta pertumbuhan serta pembangunan yang produktivitas. Sementara itu, keberhasilan pendidikan juga bertumpu pada kesehatan yang baik. Oleh karena itu, kesehatan dan juga pendidikan juga dapat dilihat sebagai komponen pertumbuhan dan pembangunan yang vital sebagai input produksi aggregat.
Peran gandanya sebagai input maupun output menyebabkan kesehatan dan pendidikan sangat penting dalam pembangunan ekonomi. Di sisi lain, kesehatan dan pendidikan sangat erat hubungannya dengan pembangunan ekonomi. Di satu sisi, modal kesehatan yang lebih baik dapat meningkatkan pengembalian investasi yang dicurahkan untuk pendidikan, karena kesehatan merupakan faktor penting agar seseorang bisa hadir di sekolah dan dalam proses pembelajaran formal.
TREND DAN KONVERGENSI INTERNASIONAL DALAM BIDANG KESEHATAN DAN PENDIDIKAN
Tingkat kesehatan dan pendidikan telah meningkat, baik di negara maju maupun dinegara berkembang, namun ukuran kemajuan yang lebih cepat terjadi di negara-negara berkembang. Akibatnya,terdapat sejumlah konvergensi internasional dalam berbagai ukuran ini. Hal ini sangat berlawanan dengan pendapatan perkapita, yang kurang atau tidak menampakkan tanda-tanda konvergensi antar negara. Meskipun jurang kesehatan dan pendidikan antara negara-negar berkembang dengan Negara maju masih tetap lebar, dan perbaikan dimasa depan tidaklah gampang, namun kemajuan yang terjadi hingga saat ini tidak dapat dipungkiri.
Tingkat Proporsi bersekolah mencerminkan perubahan investasi yang cepat dibidang pendidikan, ketimbang menunggu pendidikan anak-anak pada saat ini dibandingkan dengan tingkat pendidikan seluruh masyarakat ketika mereka menjadi dewasa. Namun demikian, ada juga keuntungan untuk mengukur kemajuan dengan”stok pendidikan”,atau tingkat pendidikan rata-rata dalam masyarakat secara keseluruhan, karena seseorang dapat masuk kesekolah dasar namun tidak dapat menyelesaikannya.
Di negara-negara miskin tingkat kematian anak masih saja dengan tingkat 10 kali lipat lebih tinggi dari pada negar maju. Disamping itu, pola-pola yang lebih diterapkan dimasa lalu tidak dapt sepenuhnya digunakan untuk meramalkan tren masa depan. Sebagai contoh, juga mungkin terjadi bahwa tingkat konvergensi itu sendiri berjalan dengan lambat. Baru-baru,sejumlah kemajuan kesehatan di negara-negara miskin sudah dilakukan dengan susah payah, ternyata mengalami serangan penyakit lain, terutama dari AIDS, juga tuberculosis (TBC), wabah malaria yang muncul kembali, dan bakteri-bakteri baru yang lebih resisten.



PENDIDIKAN DAN KESEHATAN SEBAGAI INVESTASI DALAM PEMBANGUNAN
Sebab analisis atas investasi dalam bidang kesehatan dan pendidikan menyatu dalam pendekatan modal manusia. Modal manusia (human capital) adalah istilah yang sering digunakan oleh para ekonom untuk pendidikan, kesehatan dan kapasitas manusia yang lain yang dapat meningkatkan produktivitas. Jika hal-hal tersebut ditingkatkan setelah investasi awal dilakukan, maka dapat dihasilkan suatu aliran penghasilan masa depan dari perbaikan pendidikan dan kesehatan. Akibatnya, suatu tingkat pengembalian (rate of return) dapat diperoleh dari investasi terhadap pendidikan dan kesehatan. Hal ini sangatlah penting karena pendidikan dan kesehatan juga berkontribusi langsung terhadap kesejahteraan, namun pendekatan modal manusia berfokus pada kemampuan tidak langsung meningkatkan taraf hidup yang lebih baik, karena diperlukan pula proses yang panjang untuk melakukan hal tersebut.  
Harapan hidup yang lebih panjang dapat meningkatkan pengembalian atas investasi dalam pendidikan, sementara kesehatan yang lebih baik akan menyebabkan rendahnya tingkat depresiasi modal pendidikan. Sementara itu, modal pendidikan yang lebih baik dapat meningkatkan pengembalian atas investasi dalam kesehatan, karena banyak program kesehatan bergantung pada keterampilan dasar yang dipelajari disekolah, termasuk kesehatan pribadi dan sanitasi, disamping melek huruf dan angka, juga dibutuhkan pendidikan untuk membentuk dan melatih petugas pelayanan kesehatan. Pada akhirnya, perbaikan atas efesiensi produktif dari investasi dalam pendidikan dan kesehatan dapat meningkatkan harapan hidup.
KONDISI DAN PERMASALAHAN PENDIDIKAN
Beberapa permasalahan pendidikan diindonesia diantara nya sebagai berikut :

1.      Kesempatan memperoleh pendidikan tingkat dasar belum merata, terutama untuk menjangkau masyarakat kurang mampu.
2.      Angka putus sekolah, angka buta huruf yang masih tinggi
3.      Partisipasi sekolah di tingkat SLTP dan SMU masih rendah
4.      Mutu dan muatan kurikulum masih kurang sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja, yang tercermin dari banyaknya lulusan yang tidak memiliki ketrampilan yang dibutuhkan
5.      Pendidikan Luar Sekolah belum dapat perhatian optimal dari pemerintah
6.      Lulusan Perguruan Tinggi tidak menjawab tuntutan otonomi
7.      Pelayanan pendidikan yang masih rendah, dan belum punya standard pelayanan minimal
8.      Kuantitas dan kualitas guru masih dirasakan kurang memadai.
9.      Tingkat kesejahtaraan guru masih rendah
10.  Sarana dan prasarana pendidikan dalam jumlah dan kualitas masih dirasakan kurang, terutama untuk memenuhi kebutuhan pendidikan di wilayah padat penduduk
11.  Manajemen berbasis sekolah belum terlaksana dengan baik dan ini mencerminkan masih rendahnya partisipasi masyarakat dalam dunia pendidikan
12.  Alokasi anggaran untuk pendidikan masih dirasakan belum memadai untuk kebutuhan yang ada
13.   Sekolah masih belum mampu memecahkan masalah tawuran, narkoba, dan pergaulan bebas, dengan optimal.

KONDISI DAN PERMASALAHAN KESEHATAN
Beberapa permasalahan yang muncul di bidang kesehatan di antaranya adalah sebagai berikut :

1.      Kualitas (kelayakan) sarana dan prasarana kesehatan masih rendah, demikian pula halnya dengan daya tampung Rumah Sakit yang makin terbatas.
2.      Pelayanan kesehatan masih rendah mutunya sedangkan tuntutan masyarakat sudah tinggi terutama pada kelalaian RS dalam melayani kesehatan
3.      Pelayanan gawat darurat masih buruk, termasuk koordinasi antar lembaganya dalam  penanganan terpadu kondisi gawat darurat.
4.      Kuantitas dan kualitas tenaga medis masih dirasakan kurang memadai untuk tuntutan profesionalisme pelayanan kesehatan
5.       Tingkat kesejahteraan karyawan masih kurang memuaskan.
6.      Sistem manajeman, struktur, dan kinerja RS dirasakan kurang sesuai dengan kebutuhan dan membatasi kemandirian, sehingga kurang mendukung pelayanan kesehatan yang optimal
7.       Sistem birokasi menyulitkan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit pemerintah
8.      Belum tersedianya sistem informasi standard mengenai pelayanan kesehatan yang disediakan oleh Rumah Sakit pemerintah
9.      Pembinaan kesehatan untuk meningkatkan kualitas hidup dan pola hidup bersih sehat di lingkungan kumuh dirasakan masih kurang optimal baik hasil maupun prosesnya, sehingga perilaku sehat masyarakat masih buruh dan masalah kesehatan di lingkungan kumuh belum teratasi
10.  Peran serta masyarakat untuk aktif dalam meningkatkan hidup sehat dan sadar kesehatan masih rendah
11.  Mahalnya biaya pengobatan

ARAH KEBIJAKAN

Pendidikan
Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh warga Propinsi DKI Jakarta menuju terciptanya manusia yang berkualitas tinggi, serta dapat meningkatkan penguasaan, pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Kesehatan
Meningkatkan mutu dan profesionalisme tenaga paramedis dan tenaga medis, sehingga dapat saling mendukung dalam memberikan prioritas pada upaya peningkatan kesehatan, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, dan rehabilitasi masyarakat, serta dapat memelihara mutu lembaga dan pelayanan kesehatan termasuk sarana dan prasarana dalam bidang medis dan tersedianya obat yang harganya dapat dijangkau oleh masyarakat.

 STRATEGI BIDANG PENDIDIKAN DAN KESEHATAN

Pendidikan
Mendorong upaya pemerataan kesempatan pendidikan terutama pendidikan dasar, pendidikan sekolah luar biasa, kepada kelompok yang kurang mampu melalui kebijakan yang mendorong terciptanya pendidikan alternatif khususnya pendidikan luar sekolah (PLS), mengurangi angka putus sekolah dengan memperhatikan keterjangkauan biaya, serta meningkatkan peran perpustakaan umum dan daerah dalam mendorong upaya untuk mempopulerkan fungsinya sebagai penunjang pendidikan masyarakat. Khusus pendidikan tinggi, mendukung upaya peningkatan kerjasama antar
perguruan tinggi.

Kesehatan
Mendorong upaya perbaikan pelayanan kesehatan dengan menerapkan kebijakan yang mengatur standar mutu pelayanan kesehatan dan koordinasi antar instansi dalam penanggulangan keadaan gawat darurat, mendorong dan mendukung upaya-upaya perbaikan manajeman kesehatan menuju  kemandirian lembaga-lembaga kesehatan agar dapat mengembangkan potensinya dalam memberikan pelayanan kesehatan yang optimal, serta mendukung upaya untuk memperbaiki dan menambah sarana dan prasarana kesehatan yang dibutuhkan tanpa mengurangi peran aktif masyarakat untuk
mewujudkan pelaksanaan gaya hidup sehat sebagai cara pencegahan penyakit.

Perkembangan Neraca Pembayaran 2011



Pada triwulan III 2011 transaksi berjalan masih menunjukkan kinerja yang positif dengan mencatat surplus USD0,2 miliar. Namun, surplus pada transaksi berjalan tersebut tidak dapat menutupi defisit USD3,4 miliar yang terjadi pada transaksi modal dan finansial. Sejalan dengan itu, secara keseluruhan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) mengalami defisit USD4,0 miliar dan jumlah cadangan devisa turun menjadi USD114,5 miliar pada akhir September 2011. Jumlah cadangan devisa ini diperkirakan cukup untuk membiayai kebutuhan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah selama 6,6 bulan.

Kinerja transaksi berjalan masih positif karena surplus pada neraca barang dan neraca transfer berjalan melampaui defisit pada neraca jasa dan neraca pendapatan. Surplus neraca barang tetap tinggi berkat kinerja neraca perdagangan migas yang membaik. Setelah sempat mengalami defisit pada triwulan sebelumnya, neraca perdagangan migas kembali mengalami surplus, ditopang oleh produksi minyak dan volume ekspor gas yang meningkat serta volume impor minyak yang menurun. Kontribusi positif juga berasal dari berkurangnya deficit neraca jasa seiring dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia.

Transaksi modal dan finansial mengalami defisit akibat keluarnya sebagian investor asing dari pasar surat utang negara dan pasar saham domestik serta besarnya jumlah SBI milik investor asing yang jatuh tempo. Arus keluar investasi portofolio tersebut dipicu oleh terjadinya gejolak di pasar finansial global menyusul proses penyelesaian krisis utang di Eropa yang berlarut-larut. Di sisi lain, minat investor asing untuk menanamkan modalnya dalam bentuk investasi langsung dan pemberian kredit kepada sektor swasta masih tetap tinggi, didukung oleh iklim investasi yang kondusif dan terjaganya stabilitas perekonomian di dalam negeri.

Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada Tw. III-2011mengalami defisit sebesar USD4,0miliar, terutama akibat tekanan pada transaksi modal dan finansial yang mengalami defisit sekitar USD3,4 miliar yang jauh lebih besar dibandingkan surplus transaksi berjalan (USD0,2 miliar). Di tengah ketidakpastian yang tinggi atas penyelesaian krisis utang di Eropa yang menyebabkan perlambatan ekonomi di kawasan tersebut dan juga perlambatan ekonomi AS, kinerja neraca perdagangan barang masih mencatat surplus. Bersama dengan surplus pada transfer berjalan, surplus tersebut mampu melebihi defisit yang terjadi pada neraca pendapatan dan neraca jasa, sehingga transaksi berjalan tetap surplus. Di sisi lain, dampak dari kondisi di Eropa dan AS menyebabkan arus keluar modal investasi portofolio mengalir deras, terutama pada komponen saham dan Surat Utang Negara.

Kendatipun demikian, level arus masuk modal langsung yang cukup tinggi mampu menahan laju penurunan kinerja transaksi modal dan finansial menjadi tidak terlalu dalam. Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan Neraca Pembayaran Indonesia selama Tw. III-2011, antara lain:

1.       Diversifikasi mitra dagang Indonesia mendorong kinerja ekspor di triwulan laporan tetap kuat kendati laju harga komoditas utama ekspor melambat;

2.       Pertumbuhan ekonomi Tw. III-2011 cukup tinggi mencapai 6,5%, didukung oleh pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan investasi yang masing-masing tumbuh sebesar 4,8% dan 7,1%. Perkembangan permintaan domestik ini mendorong akselerasi pertumbuhan impor nonmigas;

3.       Produksi minyak yang meningkat dan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) yang sedikit menurun menyebabkan defisit neraca perdagangan minyak mengecil;

4.       Gejolak di pasar keuangan global akibat ketidakpastian penyelesaian krisis sovereign debt di kawasan Eropa dan memburuknya perekonomian Amerika Serikat berimbas pada perkembangan pasar finansial di emerging markets, termasuk Indonesia. Derasnya arus keluar modal asing, terutama pada Agustus-September 2011, dari pasar saham domestik dan Surat Utang Negara (SUN) serta besarnya Sertifikat Bank Indonesia (SBI) milik asing yang jatuh tempo menyebabkan tekanan defisit pada transaksi modal dan finansial.

Dengan melihat perkembangan itu, terdapat beberapa hal yang membuat kita masih patut berbesar hati. Perkembangan ekspor yang mengalami peningkatan demikian pesat akhirnya menggambarkan potensi perekonomian Indonesia dalam melakukan penetrasi secara global. Kita tentu sering berpikir,peningkatan ekspor tersebut terutama karena peningkatan harga-harga komoditas. Kendati demikian,jika kita menilik beberapa komoditas yang ada,kesimpulan yang bisa kita ambil, memang sungguh telah terjadi peningkatan volume ekspor.

Minyak sawit dan batu bara misalnya mengalami kenaikan volume yang cukup besar karena terjadi peningkatan produksi kedua komoditas tersebut. Perkembangan ini didukung oleh semakin meluasnya kebun sawit yang mengalami panen serta semakin besarnya kapasitas produksi batubara Indonesia. Dalam beberapa waktu terakhir kita juga mengamati peningkatan volume ekspor karet karena permintaan komoditas tersebut meningkat tajam seiring kenaikan penjualan mobil secara global. Yang juga membuat kita patut berbesar hati adalah semakin berkembangnya ekspor hasil industri Indonesia.

Dahulu ekspor hasil industri kita terutama berpusat pada tekstil dan produk tekstil (TPT) serta alas kaki.Banyak pihak mengatakan, industri tersebut merupakan foot loose industry yang mudah berpindah untuk mencari biaya produksi lebih rendah. Kendati demikian, dalam perkembangan terakhir ekspor TPT Indonesia justru mengalami kenaikan kembali dan bahkan sudah lebih dari USD13 miliar, telah jauh melampaui USD10 miliar yang sebelumnya menjadi rekor ekspor industri tersebut.Namun, sekarang ini kita juga melihat bangkitnya ekspor elektronika yang bahkan nilainya bersaing ketat dengan ekspor TPT.



Yang lebih luar biasa lagi adalah peningkatan ekspor industri automotif Indonesia. Ini berarti ekspor industri automotif kita sudah semakin mengglobal dewasa ini. Karena itu, peningkatan yang sangat tajam dari ekspor kita tidaklah hanya terkonsentrasi pada beberapa produk saja, tapi sudah sangat luas cakupannya, atau yang sering disebut sebagai broad based. Dengan melihat perkembangan ini, sangat mungkin ekspor Indonesia pada 2012 masih akan mengalami kenaikan meski tidak secepat tahun lalu.

Dari sisi impor,kita melihat peningkatan yang sangat pesat dari impor barang-barang modal. Perkembangan ini menandakan terjadi peningkatan investasi, baik yang berasal dari investor dalam maupun luar negeri. Untuk investor dari luar negeri,perkembangan impor itu akan dikompensasi dengan aliran modal masuk dalam jumlah yang setara (atau bahkan mungkin lebih karena kebutuhan investasi untuk modal kerjanya).Karena pemerintah kita sangat getol mengundang masuknya investasi asing,sebetulnya sudah bisa dipastikan bahwa impor barang modal pasti akan mengalami kenaikan tajam. Namun,karena impor ini diimbangi oleh masuknya modal (dalam neraca modal), sebetulnya yang terjadi adalah aliran modal yang tidak menimbulkan utang atau yang disebut dengan non-debt creating flows.

Kenaikan impor oleh faktor ini seharusnya membuat kita bergembira dan bukan bersedih atau bahkan khawatir.Jika kita melihat aliran modal langsung (PMA) sepanjang 2011 mencapai USD10,437 miliar, sebetulnya jika tidak ada PMA tersebut, neraca perdagangan kita akan mengalami surplus lebih besar yaitu sekitar USD46 miliar, lebih dari USD35 miliar yang terjadi saat ini. Dengan melihat perkembangan tersebut, defisit yang terjadi pada kuartal ketiga dan keempat pada 2011 lebih karena terjadi aliran balik dari investasi portofolio yang tertanam di Indonesia.

Perkembangan tersebut pada hakikatnya tidak akan memengaruhi perkembangan sektor riil sehingga secara fundamental perekonomian kita bisa dikatakan masih sangat sehat. Dengan melihat perkembangan rating Indonesia yang mengalami peningkatan menjadi investment grade oleh lembaga pemeringkat Fitch and Moodys, kita bisa berharap akan terjadi aliran modal balik kembali masuk ke Indonesia untuk masuk dalam aset-aset keuangan Indonesia. Itulah sebabnya dalam beberapa minggu terakhir kita mulai melihat kenaikan indeks harga saham gabungan (IHSG) meski perkembangannya mengalami pasang- surut yang cukup besar.

Jika aliran dana masuk tersebut berlangsung sebagaimana terjadi pada semester pertama tahun lalu, bisa dipastikan neraca pembayaran Indonesia akan kembali mengalami surplus sehingga cadangan devisa kita akan mengalami kenaikan, sementara nilai rupiah juga akan cenderung menguat.

Terbaru

Jembatan 1 Dompak, Tanjungpinang... Diwaktu malam

Yang Populer Nie