Minggu, 27 Mei 2012

TOPIK :
PERENCANAAN KEUANGAN
DALAM INFLASI

Di Susun Oleh      :                      
·          FEBRI HARTIYANA

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PEMBANGUNAN TANJUNGPINANG
 TA.2011/2012



i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT,  yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami,  sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya . Makalah ini mengangkat topik tentang Perencanaan Keuangan dalam Inflasi.
Makalah ini berisikan tentang gambaran mengenai bagaimana mengatur perencanaan keuangan yang baik serta strategi perencanaan keuangan dalam menghadapi inflasi. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua apa itu inflasi, penyebab inflasi, dampak inflasi serta strategi perencanaan keuangan dalam menghadapi inflasi.
 Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan dan membantu dalam penyusunan makalah ini.  Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Tanjungpinang,        MEI 2012


Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar belakang

Sebagai negara yang menganut ekonomi terbuka, Indonesia memiliki masalah inflasi dari tahun ke tahun. Sementara pencatatan akuntansi di Indonesia umumnya menganut Historical Cost, dimana konsep ini tidak mengenal adanya perubahan seperti pengaruh inflasi tetapi stable monetary unit yang mengakibatkan semua transaksi yang terjadi dicatat atas dasar nilai historis atau nilai yang didapat saat terjadi transaksi. Ini menyebabkan dilemma relevansi laporan keuangan perusahaan. Dalam masa inflasi ataupun deflasi, jumlah barang/jasa yang dapat diperoleh berubah dengan nilai uang nominal yang konstan, yang berarti bahwa daya beli Rupiah berubah.

Indonesia adalah salah satu negara berkembang. Masalah umum yang sering dihadapi negara berkembang adalah tingginya tingkat inflasi. Sejak krisis moneter tahun 1998, harga-harga di pasaran cenderung naik. Tahun 2007 saja tingkat inflasi di Indonesia adalah 6,59 persen. Hal ini bisa diartikan bahwa aktiva yang dimiliki harganya akan berkurang sebesar 6.59 persen sedangkan pendapatan dinilai terlalu tinggi sebesar angka yang sama. Pada saat ini pasar modal menjadi primadona yang dipilih investor untuk meninvestasikan modalnya. Namun untuk menginvestasikan modal dalam saham tidak semudah membalik telapak tangan. Investor harus mengetahui kemampulabaan perusahaan yang akan dibeli sahamnya. Bagaimana ketahanan suatu perusahaan dalam menghadapi persaingan dan moneter yang sulit diprediksi



1.2    Maksud dan Tujuan Penulisan

Tujuan dari rencana keuangan adalah untuk mencapai keadaan perekonomian.  Maka dalam merencanakan keuangan penting kita ketahui bahwa inflasi merupakan bagian yang inheren pula dari setiap tindakan ataupun keputusan keuangan yang diambil. Misalnya dalam keputusan memilih investasi, jangan sampai pengorbanan sekarang yang kita lakukan, alih-alih mendapat nilai tambah, akhirnya justru menurun.

Tujuan penulisan makalah ini bermaksud untuk mengingatkan bahwa segala investasi yang kita gunakan harus memperhitungkan inflasi yang terjadi di negara ini. inflasi harus menjadi perhatian kita.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1  PERENCANAAN
A.  ARTI PERENCANAAN MENURUT PARA AHLI
Perencanaan menurut ahli dari luar negeri :
  • Garth N.Jone, Perencanaan adalah suatu proses pemilihan dan pengembanngan dari pada tindakan yang paling baik untuk pencapaian tugas.
  • M.Farland, Perencanan adalah suatu fungsi dimana pimpinan kemungkinan mengunakan sebagian pengaruhnya untuk mengubah daripada wewenangnya.
Perencanaan menurut ahli dari dalam negeri :
  1. Abdulrachman (1973), Perencanaan adalah pemikiran rasional berdasarkan fakta-fakta dan atau perkiraan yang mendekat (estimate) sebagai persiapan untuk melaksanakan tindakan-tindakan kemudian.
  2. Siagian (1994), Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penetuan secara matang daripada hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka pencapaian yang telah ditentukan.
  3. Terry (1975), Perencanaan adalah pemilihan dan menghubungkan fakta-fakta, membuat serta menggunakan asumsi-asumsi yang berkaitan dengan masa datang dengan menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan tertentu yang diyakini diperlukan untuk mencapai suatu hasil tertentu.
  4. Kusmiadi (1995), Perencanaan adalah  proses dasar yang kita gunakan  untuk memilih tujuan-tujuan dan menguraikan bagaimana cara pencapainnya.
  5. Soekartawi (2000), Perencanaan adalah pemilihan alternatif atau pengalokasian berbagai sumber daya yang tersedia
B. BEBERAPA PENGERTIAN PERENCANAAN
"Perencanaan adalah proses pemilihan dan penetapan tujuan, strategi, metode, anggaran, dan standar (tolok ukur) keberhasilan suatu kegiatan."

·         Pengertian ini menunjukkan bahawa perencanaan merupakan proses atau rangkaian beberapa kegiatan yang saling berhubungan dalam memilih salah satu di antara beberapa alternatif tentang tujuan yang ingin dicapai oleh sebuah organisasi/perusahaan.
·         Kemudian memilih strategi dan metode untuk mencapai tujuan tersebut Dilanjutkan pula dengan menetapkan anggaran untuk melaksanakan strategi dan metode tersebut, diringi dengan memilih dan menetapkan kriteria tolok ukur untuk menilai tingkat keberhasilan organisasi/ perusahaan dalam pencapaian tujuannya dengan mengimplementasikan strategi dan metode yang telah dipilih sebelumnya.
"Perencanaan adalah proses memilih sejumlah kegiatan untuk ditetapkan sebagai keputusan tentang suatu pekerjaan yang harus dilakukan, kapan, bagaimana dan siapa yang melakukannya."

Pengertian ini menekankan bahwa perencaan merupakan rangkaian kegiatan atau proses pembuatan keputusan.

·         Kegiatan pertama yang harus dilakukan adalah menetapkan pekerjaan yang harus dilaksanakan dimasa datang, yang berarti juga tidak akan dan tidak boleh melaksanakan pekerjaan lain yang bertolak belakang atau yang berhubungan dengan pekerjaan yang telah ditetapkan sebagai keputusan tersebut.
·         Kegiatan kedua dalam proses pembuatan keputusan adalah kegiatan menetapkan waktu pelaksanaannya, yang berarti tidak boleh dikerjakan  sebelum atau sesudah waktu atau melampaui batas waktu yang telah ditetapkan.
·         Kegiatan ketiga dalam proses pembuatan keputusan itu adalah menetapkan cara melaksanakannya, yang berarti memilih metode dan tidak akan menggunakan cara atau metode lain agar pelaksanaan pekerjaan tersebut berlangsung secara efektif dan efisien.
·          Akhirnya kegiatan keempat dalam proses pembuatan keputusan itu adalah menetapkan SDM yang tepat atau yang memenuhi persyaratan untuk melaksanakannya, agar pekerjaan tersebut dilaksanakan secara profesional dalam rangka mewujudkan eksistensi organisasi yang sukses.

Perencanaan adalah penerapan pengetahuan tepat guna secara sistematik, untuk mengontrol dan mengarahkan kecenderungan perwujjudan masa depan yang diinginkan sebagai tujuan yang akan dicapai. "

·         Pengertian di atas menekankan bahwa melalui perumusan perencanaan, kondisi bidang kehidupan tertentu di masa depan dapat dikontrol dan diarahkan sesuai dengan keinginan manusia.
·         Kondisi itu dirumuskan sebagai tujuan yang akan dicapai di masa depan, melalui pembuatan perencanaan cara mencapainya dengan menggunakan atau penerapan pengetahuan tepat guna dalam bidang kehidupan tersebut secara sistematik (teratur dan tertib).
·         Perencanaan harus bersifat realistik sesuai dengan kondisi dan kebutuhan lingkungan organisasi yang akan melaksanakannya.

"Perencanaan adalah kegiatan persiapan dengan merumuskan dan menetapkan keputusan tentang langkah-langkah penyelesaian masalah atau pelaksanaan suatu pekerjaan secara terarah pada satu tujuan. "

·         Pengertian di atas menunjukkan bahwa perencanaan dirumuskan untuk memecahkan masalah atau pelaksanaan pekerjaan di lingkungan suatu organisasi/perusahaan.
·         Pemecahan masalah tersebut dilakukan dengan merumuskan langkah-langkah kegiatan untuk menemukan alternatif terbaik dalam usaha mencapai tujuan organisasi/perusahaan.
·         Langkah-langkah tersebut pada dasarnya merupakan kegiatan persiapan untuk menetapkan berbagai keputusan tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan.
·         Dengan melaksanakan keputusan-keputusan tersebut, diharapkan masalah-masalah organisasi/ perusahaan dapat diselesaikan atau pekerjaan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.
C.  FUNGSI PERENCANAAN
  1. Menjelaskan secara tepat tujuan-tujuan serta cara-cara mencapai tujuan.
  2. Sebagai pedoman bagi semua orang yang terlibat dalam organisasi pada pelaksanaan rencana yang telah disusun.
  3. Merupakan alat pengawasan terhadap pelaksanaan program.
  4. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan segala sumber daya yang dimiliki organisasi.
  5. Memberikan batas-batas wewenang dan tanggung jawab setiap pelaksanaan, sehingga dapat meningkatkan kerja sama/koordinasi.

D.     TUGAS POKOK PERENCANAAN

Perencanaan merupakan kegiatan pembuatan keputusan tentang masa depan dan cara mewujudkannya di suatu lingkungan tertentu, khususnya sebuah organisasi di bidang bisnis. Tugas pokok perencanaan sebagai kegiatan pengambilan keputusan dalam uraian ini pada dasarnya menempatkan perencaan sebagai suatu disiplin ilmu, bukan sebagai salah satu fungsi manajemen.

Ada tiga tugas pokok perencanaan yaitu sebagai berikut:

·         Tugas Persiapan/Eksplenatif

·         Perencaan suatu bidang/aspek kehidupan tertentu harus dimulai atau bertolak dari kondisinya pada saat sekarang.
·         Untuk mengetahui kondisi itu diperlukan kegiatan menghimpun informasi atau data dengan mengidentifikasi kondisi bidang/aspek tersebut.
·         Kegiatan mengidentifikasi dengan menghimpun data dan informasi dimaksudkan adalah tugas eksplanatif sebagai kegiatan awal perencanaan.
·         Kegiatan pertama dalam perencanaan ini adalah untuk menjelaskan (explanation) kondisi awal bidang atau masalah yang akan dijelajahi sebuah perencanaan.
·         Tugas ekplanatif ini jika diimplementasikan dalam Perencanaan SDM sangat khusus sifatnya karena telah memiliki beberapa model analisis yang siap dipergunakan, di antaranya disebut :

                                        a.   Audit SDM atau Work Forces Analysis,
                                       b.   Analisis Beban Kerja atau Work Load Analysis terutama dalam bentuk Evaluasi Pekerjaan (Job Evaluation),
                                        c.   Analisis Sumber Tenaga Kerja Internal dll,

2.   Tugas Prediktif
·         Perencanaan pada dasarnya merupakan kegiatan memprediksi suatu kondisi masa depan yang diinginkan, berbeda dari kondisinya di masa sekarang.
·         Prediksi itu pada dasarnya merupakan kegiatan memilih alternatif mengenai kondisi organisasi/ perusahaan yang ideal di masa mendatang.
·         Prediksi harus bersifat realistis berupa kondisi masa depan yang diperkirakan dapat diwujudkan.
·         Harus dihindari memprediksi kondisi masa depan yang tidak mungkin dicapai, sehingga menjadi khayalan yang tidak dapat diwujudkan.
·          Tugas prediksi seperti diuraikan di atas harus dilakukan secara cermat dan realistik, agar benar-benar dapat dilaksanakan dan tujuannya dapat dicapai secara efektif dan efisien.

3.   Tugas Kontrol
·         Tujuan perencanaan yang akan diwujudkan di masa depan pada dasarnya merupakan kontrol terhadap kondisi yang akan terjadi/dicapai di masa depan.
·         Pemilihan program dan kegiatan untuk mewujudkan tujuan tersebut, pada dasarnya merupakan kontrol masa depan agar dapat menghindari terjadi atau terwujudnya kondisi yang tidak diinginkan.
·         Program-program dan/atau kegiatan-kegiatannya harus dipilih yang paling relevan sebagai kegiatan kontrol, agar tidak berdampak merugikan dan menimbulkan konsekwensi terjadinya kondisi yang tidak diinginkan.
·         Perencanaan sebagai kegiatan kontrol sangat penting bagi setiap dan semua organisasi/perusahaan karena berpengaruh langsung pada usaha mempertahankan dan mengembangkan eksistensinya.

E.      PERENCANAAN STRATEGIS

Perencanaan keuangan hendaknya di lakukan dalam konteks suatu rencana strategis yang tertata dengan baik, yang didalamnya terkandung beberapa unsur :

1.      Rencana tersebut hendaknya dimulai dengan suatu pernyataan misi ( mission statement ).
2.      Suatu pernyataan tentang lingkup korporasi ( corporate scope ) perusahaan yang artinya usaha yang akan dilakukan dan wilayah geografis dimana perusahaan akan beroperasi.
3.      Pernyataan tujuan perusahaan ( statement of corporate objective ), yang menyatakan bahwa sasaran – sasaran spesifik yang diharapkan akan dipenuhi oleh manajer operasi.
4.      Sekumpulan strategi perusahaan ( corporate strategies ) yang menyatakan bagaimana perusahaan berencana untuk mencapai sasaran.
5.      Suatu rencana operasi ( operating plan ) yang terperinci untuk setiap unit.
6.      Rencana keuangan ( financial plan ) akan disusun secara terpisah untuk setiap unit, dan rencana – rencana tersebut kemudian disesuaikan untuk menunjukkan gambaran hasil keseluruhan perusahaan.

2.2 KEUANGAN

A.      UANG

Uang memiliki peranan penting dalam menetukan kegiatan ekonomi masyarakat suatu negara. Sudah sejak lama para ahli ekonomi sepakat bahwa uang bisa berakibat baik bagi perekonomian, tetapi uang kadang-kadang juga bisa berakibat buruk bagi perekonomian, dan para ahli ekonom juga sepakat bahwa uang yang tersedia dalam perekonomian sangat besar pengaruhnya dalam menentukan kesetabilan dan pertumbuhan ekonomi suatu negara .

Fungsi uang dalam perekonomian yaitu ;
1. sebagai alat pertukaran
2. sebagai pengukur nilai
3. sebagai penyimpan nilai.

Penggunaan uang memungkinkan roda perekonomian berjalan lancar. Hal ini terjadi karena perekonomian menghasilkan produk lebih banyak dan mengurangi waktu yang digunakan oleh para penjual dan pembeli dalam mengatur perekonomian dan transaksi.

Para ekonomi klasik pada masa lalu berpendapatbahwa uang terbuat dari logam, emas, perak dan uang juga dapat pula berupa lembaran – lembaran kertas yang merupakan ;

1.      Pernyataan atau perjanjian kesediaan membayar sejumlah emas atau perak atas permintan pada waktu yang ditentukan.
2.      Surat sertefikat yang menyatakan uang logam disimpan di bank dan dapat diambil dengan menunjukan sertefikat.
3.      Surat sertefikat gudang berarti pemegang surat memiliki barang yang ada di gudang bernilai jumlah uang tertentu.

Teori Irving Fisher dilatar belakangi oleh pandangan para ekonom sebelumnya bahwa semakin banyak jumlah uang yang beredar, harga semakin tinggi harga akan semakin rendah jika jumlah uang semakin sedikit, ketidakmampuan orang-orang mangatasi inflasi disebabkan oleh belum dapat menerjemahkan uang itu sendiri.


Irving Fisher menerjemahkan uang sebagai segala sesuatu yang digunakan sebagai alat transaksi seperti uang logam ( emas dan perak ) dan semua jenis kertas yang dapat digunakan dalam transaksi . Transaksi yang dimaksud adalah pertukaran barang / jasa dan arus uang, jadi jika arus uang dan barang sesuai harga akan stabil dengan asumsi jumlah uang yang beredar tetap.

B.     FUNGSI KEUANGAN

Fungsi keuangan yang utama adalah dalam hal keputusan investasi, pembiayaan, dan dividen untuk suatu organisasi). Dana dikumpulkan dari sumber-sumber keuangan ekstern dan dialokasikan untuk penggunaan yang berbeda-beda. Fungsi-fungsi ini sama harus dilaksanakan dalam perusahaan bisnis, badan pemerintah, maupun organisasi-organisasi nirlaba. Tujuan manajer keuangan adalah merencanakan untuk, memperoleh, dan menggunakan dana guna memaksimalkan nilai organisasi.

Ada beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan :

1.      Dalam perencanaan dan pemrakiraan (forecasting), manajer keuangan berinteraksi dengan para eksekutif yang bertanggung jawab atas kegiatan-kegiatan perencanaan strategis yang umum.

2.      Manajer keuangan harus memusatkan perhatian pada keputusan investasi dan pembiayaan, serta segala hal yang berkaitan dengannya. Para manajer keuangan perlu menentukan laju pertumbuhan penjualan yang sebaiknya dicapai dan membuat prioritas alternatif investasi yang tersedia.
3.      Manajer keuangan hares bekerja sama dengan para manajer lain di perusahaan agar perusahaan dapat beroperasi seefisien mungkin. Semua keputusan bisnis menyangkut dampak keuangan.

C.      MENCARI DAN MENGGUNAKAN MODAL

1.     Timbulnya Masalah Modal

Dalam pelaksanaan bisnis karena banyaknya kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi sedangkan kemampuan untuk itu kurang, maka keadaan demikian akan menimbulkan masalah permodalan, misalnya :

1. Kekurangan uang untuk pembelian mesin-mesin.
2. Kekurangan spareparts bagi modal mesin.
3. Kekurangan biaya untuk ekstensifikasi.
4. Kekurangan biaya untuk pelaksanaan penelitian-penelitian, penelitian pasar dan sebagainya.

Masalah permodalan merupakan satu bagian dari masalah dalam bisnis yang dihadapi oleh pengusaha. Karena itu untuk memperkecil atau menekan timbulnya masalah tersebut,pada waktu pendirian perusahaan hal-hal berikut harus diperhatikan :

a. Berapa besarnya modal yang harus dipenuhi untuk kebutuhan pertama, yaitu biaya lahan, pembangunan dan peralatan mesin-mesin yang digunakan dan biaya-biaya cadangan.
b. Bagaimana memperoleh modal yang diperlukan, apakah dapat dipenuhi dengan kekayaan atau perlu melibatkan para penanam modal atau pinjaman dari luar, misalnya kredit bank.
c. Harus membuat planning untuk tindakan-tindakan yang akan dijalankan dan planning dalam permodalan, karena tanpa planning jalannya sebuah usaha akan kacau balau, yang berarti dengan adanya planning tersebut maka kita tinggal melaksanakannya dengan tidak melakukan penyimpangan-penyimpangan.

2.     Capital Market (Pasar Modal)

Pasar modal mempunyai pengertian abstrak yang pada hakekatnya mempertemukan dua subjek yang satu dengan yang lainnya ( pemberi pinjaman dan yang membutuhkan pinjaman). Dalam pasar modal ini akan terjalin hubungan antara pengusaha yang memerlukan sejumlah modal untuk melanjutkan usaha/ mengembangkan usaha, sedangkan para penanam modal (investor) selalu mengharapkan kedatangan para pembutuh modal teutama modal jangka panjang.

Maksud diadakannya capital market terutama untuk membantu unit-unit ekonomi (produksi) untuk menanggulangi masalah permodalan yang dihadapinya dengan jalan penjualan saham-saham atau efek-efek, dimana para investor besar dan kecil termasuk perusahaan-perusahaan asuransi, dana-dana pensiun dapat melakukan pembelian atau penjualan saham-saham atau efek-efek tersebut.

Pasar modal merupakan barometer bagi para pembutuh uang atau modal jangka panjang yang akan dipergunakan untuk ekspansi perusahaan atau pendirian perusahaan baru. Hal ini terutama karena policy pihak bank untuk tidak memberikan kredit besar dalam jangka waktu yang panjang, sehingga para pembutuh modal terpaksa mencarinya di pasar modal.

2.3  INFLASI

A.     PENGERTIAN  INFLASI

Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidak lancaran distribusi barang.

Beberapa penjelasan konsep inflasi sebagai berikut :

1.            Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu.

2.             Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi.

3.            Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-mempengaruhi.

4.            Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga.

Pengertian Inflasi menurut beberapa ahli :

Inflasi menurut A.P. Lehnerinflasi adalah keadaan dimana terjadi kelebihan permintaan (Excess Demand) terhadap barang-barang dalam perekonomian secara keseluruhan.

Ahli yang lain yaitu Ackley memberi pengertian inflasi sebagai suatu kenaikan harga yang terus menerus daribarang dan jasa secara umum (bukan satu macam barang saja dan sesaat).

Sedangkan menurut Boediono, inflasi sebagai kecenderungan dari harga-harga untuk naik secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barangsaja tidak dapat disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas kepada ataumengakibatkan kenaikan sebagian besar dari barang-barang lain.

B.     MENGUKUR INFLASI

Inflasi diukur dengan menghitung perubahan tingkat persentase perubahan sebuah indeks harga. Indeks harga tersebut di antaranya:

1.      Indeks harga konsumen (IHK) atau consumer price index (CPI), adalah indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang tertentu yang dibeli oleh konsumen.
2.      Indeks biaya hidup atau cost-of-living index (COLI).
3.      Indeks harga produsen adalah indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang-barang yang dibutuhkan produsen untuk melakukan proses produksi. IHP sering digunakan untuk meramalkan tingkat IHK di masa depan karena perubahan harga bahan baku meningkatkan biaya produksi, yang kemudian akan meningkatkan harga barang-barang konsumsi.
4.      Indeks harga komoditas adalah indeks yang mengukur harga dari komoditas-komoditas tertentu.
6.      Deflator PDB menunjukkan besarnya perubahan harga dari semua barang baru, barang produksi lokal, barang jadi, dan jasa.

C.      JENIS – JENIS INFLASI

Jenis – jenis Inflasi Menurut Kenaikan Harga - harga Berdasarkan kepada sumber atau penyebab kenaikan harga-harga yang berlaku ,inflasi biasanya dibedakan kepada tiga bentuk berikut :

1. Inflasi tarikan pemerintah
Inflasi Tarikan Pemerintah Inflasi ini biasanya terjadi pada masa perekonomian berkembang denganpesat.Kesempatan kerja yang tinggi menciptakan pendapatan tinggi yang selanjutnyamenimbulkan pengeluaran yang melebihi kemampuan ekonomi mengeluarkan barangdan jasa.Pengeluaran ini dapat menimbulkan inflasi. Disamping dalam masa perekonomian berkembang pesat , inflasi tarikanpermiantaan juga bisa bersalu pada masa ketidakstabilan politik yang terusmenerus.Dalam masa seperti ini pemerintah belanja jauh melebihi pajak yang dipungutnya.Untuk membiayai kelebihan pengeluaran tersebut pemerintah terpaksamencetak uang atau meminjam dari bank sentral. Pengeluaran pemerintah agregat akanakan mewujudkan melebihi kemampuan ekonomi tersebut menyediakn barang danjasa.Maka keadaan ini inflasi.

2. Inflasi desakan biaya
Inflasi Desakan Biaya Inflasi ini berlaku dalam masa perekonomian berkembang dengan pesat ketikatingkat pengangguran adalah rendah.Apabila perusahan – perusahan masih menghadapi permintaan yang bertambah , mereka akan berusaha menaikkan produksi dengan caramemberikan gaji dan upah yang lebih tinggi kepada pekerjanya dan mencari pekerja baru dengan tawaran dengan pembayaran gaji dan upah yangtinggi ini.Langkah ini menyebabkan biaya produksi meningkat yang akhirnyamenyebabkan kenaikan harga – harga berbagai barang

3. Inflasi diimpor
Inflasi Di Impor Inflasi dapat juga bersumber dari kenaikan harga – harga barang yang diimpor.Inflasi ini akan wujud apabila barang – barang yang diimporyang mengalamikenaikan harga mempunyai persanan yang penting dalam kegiatan pengeluaranperusahaan – perusahaan



D.     PENGGOLONGAN INFLASI

Berdasarkan asalnya, inflasi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu inflasi yang berasal dari dalam negeri dan inflasi yang berasal dari luar negeri.

1.      Inflasi berasal dari dalam negeri

Timbul karena defisit anggaran pemerintah yang dibiayai oleh pencetakan uang baru yang menyebabkan jumlah uang beredar naik atau karena gagal panen (persediaan barang menurun) dll. misalnya terjadi akibat terjadinya defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan cara mencetak uang baru dan gagalnya pasar yang berakibat harga bahan makanan menjadi mahal.

2.      Inflasi dari luar negeri

adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat naiknya harga barang impor. Hal ini bisa terjadi akibat biaya produksi barang di luar negeri tinggi atau adanya kenaikan tarif impor barang. inflasi yang timbul akibat kenaikan harga barang-barang import dari luar negeri yang menyebabkan :
  • kenaikan index biaya hidup (jika barang import termasuk kelompok yang mempengaruhi index),
  • secara tidak langsung menaikkan index harga melalui peningkatan biaya produksi jika menggunakan barang import tersebut sebagai faktor produksi,
  • secara tidak langsung memungkinkan kenaikan harga dalam negeri karena barang sejenis yang dihasilkan di dalam negeri ikut menaikkan harga.
Inflasi juga dapat dibagi berdasarkan besarnya cakupan pengaruh terhadap harga

1.      Inflasi tertutup (Closed Inflation) Jika kenaikan harga yang terjadi hanya berkaitan dengan satu atau dua barang tertentu,
2.      Inflasi terbuka (Open Inflation) yaitu kenaikan harga terjadi pada semua barang secara umum.

3.      Inflasi yang tidak terkendali (Hiperinflasi). Adalah serangan inflasi demikian hebatnya sehingga setiap saat harga-harga terus berubah dan meningkat  sehingga orang tidak dapat menahan uang lebih lama disebabkan nilai uang terus merosot.

 Berdasarkan keparahannya inflasi juga dapat dibedakan :
1.      Inflasi ringan (kurang dari 10% / tahun)
2.      Inflasi sedang (antara 10% sampai 30% / tahun)
3.      Inflasi berat (antara 30% sampai 100% / tahun)
4.      Hiperinflasi (lebih dari 100% / tahun)


E.      PENYEBAB INFLASI

Banyak study mengenai inflasi di negara-negara berkembang, menunjukan bahwa inflasi bukan semata-mata merupakan fenomena moneter, tetapi juga merupakan fenomena struktural atau cost push inflation. Hal ini disebabkan karena struktur ekonomi negara-negara berkembang pada umumnya yang masih bercorak agraris. Sehingga, goncangan ekonomi yang bersumber dari dalam negeri, misalnya gagal panen (akibat faktor eksternal pergantian musim yang terlalu cepat, bencana alam, dan sebagainya), atau hal-hal yang memiliki kaitan dengan hubungan luar negeri, misalnya memburuknya term of trade; utang luar negeri; dan kurs valuta asing, dapat menimbulkan fluktuasi harga di pasar domestik.

Fenomena struktural yang disebabkan oleh kesenjangan atau kendala struktural dalam perekonomian di negara berkembang, sering disebut dengan structural bottlenecks. Strucktural bottleneck terutama terjadi dalam tiga hal, yaitu :

1.      Supply dari sektor pertanian (pangan) tidak elastis. Hal ini dikarenakan pengelolaan dan pengerjaan sektor pertanian yang masih menggunakan metode dan teknologi yang sederhana, sehingga seringkali terjadi supply dari sektor pertanian domestik tidak mampu mengimbangi pertumbuhan permintaannya.

2.      Cadangan valuta asing yang terbatas (kecil) akibat dari pendapatan ekspor yang lebih kecil daripada pembiayaan impor. Keterbatasan cadangan valuta  asing ini menyebabkan kemampuan untuk mengimpor barang-barang baik bahan baku; input antara; maupun barang modal yang sangat dibutuhkan untuk pembangunan sektor industri menjadi terbatas pula.


3.      Pengeluaran pemerintah terbatas. Hal ini disebabkan oleh sektor penerimaan rutin yang terbatas, yang tidak cukup untuk membiayai pembangunan, akibatnya timbul defisit anggaran belanja, sehingga seringkali menyebabkan dibutuhkannya pinjaman dari luar negeri ataupun mungkin pada umumnya dibiayai dengan pencetakan uang (printing of money).

Dengan adanya structural bottlenecks ini, dapat memperparah inflasi di Negara berkembang dalam jangka panjang, oleh karenanya fenomena inflasi di Negaranegara yang sedang berkembang kadangkala menjadi suatu fenomena jangka panjang, yang tidak dapat diselesaikan dalam jangka waktu yang pendek.

Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu:
1.      Tarikan permintaan (kelebihan likuiditas/uang/alat tukar) lebih dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan moneter (Bank Sentral),

2.      Desakan(tekanan) produksi dan/atau distribusi (kurangnya produksi (product or service) dan/atau juga termasuk kurangnya distribusi). lebih dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan eksekutor yang dalam hal ini dipegang oleh Pemerintah (Government) seperti fiskal  perpajakan/ pungutan/ insentif/ disinsentif), kebijakan pembangunan infrastruktur, regulasi, dll.

1.      Inflasi tarikan permintaan (demand pull inflation)
Terjadi akibat adanya permintaan total yang berlebihan dimana biasanya dipicu oleh membanjirnya likuiditas di pasar sehingga terjadi permintaan yang tinggi dan memicu perubahan pada tingkat harga. Bertambahnya volume alat tukar atau likuiditas yang terkait dengan permintaan terhadap barang dan jasa mengakibatkan bertambahnya permintaan terhadap faktor-faktor produksi tersebut. Meningkatnya permintaan terhadap faktor produksi itu kemudian menyebabkan harga faktor produksi meningkat. Jadi, inflasi ini terjadi karena suatu kenaikan dalam permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full employment dimanana biasanya lebih disebabkan oleh rangsangan volume likuiditas dipasar yang berlebihan. Membanjirnya likuiditas di pasar juga disebabkan oleh banyak faktor selain yang utama tentunya kemampuan bank sentral dalam mengatur peredaran jumlah uang, kebijakan suku bunga bank sentral, sampai dengan aksi spekulasi yang terjadi di sektor industri keuangan.
2.      Inflasi desakan biaya (cost push inflation)
Terjadi akibat adanya kelangkaan produksi dan/atau juga termasuk adanya kelangkaan distribusi, walau permintaan secara umum tidak ada perubahan yang meningkat secara signifikan. Adanya ketidak-lancaran aliran distribusi ini atau berkurangnya produksi yang tersedia dari rata-rata permintaan normal dapat memicu kenaikan harga sesuai dengan berlakunya hukum permintaan-penawaran, atau juga karena terbentuknya posisi nilai keekonomian yang baru terhadap produk tersebut akibat pola atau skala distribusi yang baru. Berkurangnya produksi sendiri bisa terjadi akibat berbagai hal seperti adanya masalah teknis di sumber produksi (pabrik, perkebunan, dll), bencana alam, cuaca, atau kelangkaan bahan baku untuk menghasilkan produksi tsb, aksi spekulasi (penimbunan), dll, sehingga memicu kelangkaan produksi yang terkait tersebut di pasaran. Begitu juga hal yang sama dapat terjadi pada distribusi, dimana dalam hal ini faktor infrastruktur memainkan peranan yang sangat penting.

Inflasi muncul melalui banyak sebab. Dari sudut makro ekonomi, inflasi bisa berarti kabar yang baik (pada batasan tertentu). Jika pengangguran menurun, artinya banyak orang menerima penghasilan, artinya pula ada banyak uang yang beredar di pasar. Selaras dengan hukum penawaran dan permintaan, maka saat daya beli meningkat (karena orang-orang menerima penghasilan) maka harga-harga biasanya ikut naik. Kenaikan harga tersebut sudah kita pahami sebelumnya sebagai inflasi. Maka jelas inflasi (sekali lagi pada batas tertentu) merupakan salahsatu indikator menurunnya pengangguran.

Inflasi merupakan salahsatu konsekuensi dari perkembangan perekonomian. Yang harus diperhatikan dari inflasi adalah: apakah kenaikan harga (inflasi) tersebut didukung oleh daya beli seseorang (secara kualitatif).

F.      DAMPAK INFLASI

Dampak Inflasi Terhadap Kegiatan Ekonomi Masyarakat

a. Dampak Positif

1. Peredaran / perputaran barang lebih cepat.
2.Produksi barang-barang bertambah, karena keuntungan pengusaha bertambah.
3. Kesempatan kerja bertambah, karena terjadi tambahan investasi.
4.Pendapatan nominal bertambah, tetapi riil berkurang, karena kenaikan pendapatan kecil.

Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi.

b. Dampak Negatif

1. Harga barang-barang dan jasa naik.
2. Nilai dan kepercayaan terhadap uang akan turun atau berkurang.
3. Menimbulkan tindakan spekulasi.
4. Banyak proyek pembangunan macet atau terlantar.
5. Kesadaran menabung masyarakat berkurang.

Dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu. Orang menjadi tidak bersemangat kerja, menabung, atau mengadakan investasi dan produksi karena harga meningkat dengan cepat. Para penerima pendapatan tetap seperti pegawai negeri atau karyawan swasta serta kaum buruh juga akan kewalahan menanggung dan mengimbangi harga sehingga hidup mereka menjadi semakin merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu.

c. Dampak Inflasi Terhadap Manajemen Keuangan
Berikut akan diuraikan secara singkat beberapa pokok pengaruh
inflasi :
·         Masalah Akuntansi
Jika laju inflasi cukup tinggi, maka laba yang dilaporkan akan menyimpang. Penjualan persediaan yang biaya pengadaannya rendah menghasilkan laba yang dilaporkan lebih tinggi, akan tetapi arus kas akan berkurang ketika perusahaan harus mengisi kembali persediaan dengan biaya pengadaan kembali yang lebih mahal.
Demikian pula halnya dengan beban penyusutan yang tidak sesuai lagi, oleh karena biaya tersebut tidak mencerminkan biaya penggantian alat dan mesin pabrik. Laba yang dilaporkan lebih tinggi karena ketidak-sesuaian nilai persediaan dan beban penyusutan akan berakibat pada pajak penghasilan yang lebih tinggi dan arus kas menjadi berkurang. Jika perusahaan merencanakan pembayaran deviden dan penambahan mesin berdasarkan apa yang tertulis dalam laporan keuangan, maka hal ini bisa menimbulkan masalah keuangan yang serius.

·         Kesulitan Perencanaan
Perusahaan bisnis beroperasi atas dasar rencana jangka panjang. Sebagai contoh, sebuah perusahaan yang membangun pabrik, tentu didahului dengan analisis mendalam tentang pendapatan dan biaya, yang diperkirakan sepanjang periode umur pabrik tersebut. Pada kondisi terbaik pun, membuat perkiraan pendapatan dan biaya bukan merupakan pekerjaan yang mudah karena akan tergantung pada keadaan perekonomian dan persaingan, sedangkan taksiran biaya didasarkan hanya pada pengalaman masa lalu yang terbatas. Pada kondisi inflasi yang membumbung cepat, dimana biaya-biaya bahan baku dan upah tidak menentu, sangat diperlukan ramalan-ramalan yang tepat meskipun sulit dilakukan.

·         Permintaan Terhadap Modal
Inflasi menyebabkan naiknya jumlah modal yang dibutuhkan untuk menjalankan kegiatan bisnis dalam volume tertentu. Jika barang persediaan terjual, maka barang tersebut harus digantikan dengan biaya pengadaan yang lebih mahal. Biaya untuk memperluas atau mengganti mesin juga lebih besar dan biasanya para pekerja menuntut gaji yang lebih tinggi. Sementara para manajer keuangan mencari tambahan modal, pengusaha moneter (pemerintah) mencoba membatasi besarnya dana yang bisa dipinjamkan untuk menekan laju inflasi. Saling berebut dana yang terbatas tersebut mendorong kenaikan suku bunga lebih tinggi lagi.
·         Suku Bunga
Suku bunga yang harus dihasilkan dari setiap surat berharga pada kondisi tanpa inflasi disebut "suku bunga sebenarnya" (real interest rate). Suku bunga yang diamati oleh pasar keuangan disebut dengan "suku bunga nominal", yang merupakan suku bunga sebenarnya ditambah dengan "premi inflasi". Premi inflasi mencerminkan laju inflasi yang diharapkan dalam jangka panjang. Akibatnya, suatu kenaikan perkiraan laju inflasi akan diterjemahkan dalam bentuk tingginya suku bunga. Maka laju inflasi yang semakin tinggi berarti bahwa biaya untuk memperoleh dana bagi pemerintah, bisnis maupun perorangan akan meningkat.

·         Harga Obligasi Menurun
Jika suku bunga meningkat, maka harga obligasi jangka panjang akan menurun. Dalam usaha menghindari kerugian karena turunnya nilai modal, pemberi pinjaman akan mensyaratkan suatu instrumen hutang yang suku bunganya bergerak sesuai dengan "suku bunga umum" yang diukur dengan indeks suku bunga. Brazil dan negara inflasi Amerika Latin lainnya dalam beberapa tahun ini telah menggunakan indeks obligasi.
   Inflasi merupakan pengalaman baru yang mengganggu dan menantang para manajer keuangan. Jika inflasi tersebut terus berulang, maka praktek dan kebijakan manajemen keuangan akan tetap mengalami modifikasi yang lebih jauh.

G.     PIHAK YANG DIUNTUNGKAN DAN DIRUGIKAN

Pihak-pihak yang Mendapatkan Keuntungan dan yang Menderita  Kerugian Akibat terjadinya Inflasi:

Pihak-pihak yang diuntungkan

a. Para pengusaha, yang pada saat sebelum terjadinya inflasi, telah memiliki stock/persediaan produksi barang yang siap dijual dalam jumlah besar.
b. Para pedagang, yang dengan terjadinya inflasi menggunakan kesempatan memainkan harga barang. Cara yang dipakai adalah dengan menaikkan harga, karena ingin mendapatkan laba/keuntungan yang besar.
c.  Para spekulan, yaitu orang-orang atau badan usaha yang mengadakan spekulasi, dengan cara menimbun barang sebanyak-banyaknya sebelum terjadinya inflasi dan menjualnya kembali pada saat inflasi terjadi, sehingga terjadinya kenaikan harga sangat menguntungkan mereka.
d. Para peminjam, karena pinjaman telah diambil sebelum harga barang-barang naik, sehingga nilai riil-nya lebih tinggi daripada sesudah inflasi terjadi, tetapi peminjam membayar kembali tetap sesuai dengan perjanjian yang dibuat sebelum terjadi inflasi. Misalnya, para pengambil kredit KPR BTN sebelum inflasi yang mengakibatkan harga bahan bangunan dan rumah KPR BTN naik, sedangkan jumlah angsuran yang harus dibayar kepada BTN tetap tidak ikut dinaikkan.

Pihak-pihak yang dirugikan :

a. Para konsumen, karena harus membayar lebih mahal, sehingga barang yang diperoleh lebih sedikit jika dibandingkan dengan sebelum terjadinya inflasi.
b. Mereka yang berpenghasilan tetap, karena dengan penghasilan tetap, naiknya harga barang-barang dan jasa, mengakibatkan jumlah barang-barang dan jasa yang dapat dibeli menjadi lebih sedikit, sehingga pendapatan riil/nyata berkurang, sedangkan kenaikan penghasilan atau pendapatan pada saat terjadi inflasi sulit diharapkan.

c. Para pemborong atau kontraktor, karena harus mengeluarkan tambahan biaya agar dapat menutup pengeluaran-pengeluaran yang diakibatkan terjadinya inflasi dan mengakibatkan berkurangnya keuntungan yang diperoleh dari proyek yang dikerjakan.
d. Para pemberi pinjaman/kreditor, karena nilai riil dari pinjaman yang telah diberikan menjadi lebih kecil sebagai akibat terjadinya inflasi. Misalnya, sebelum inflasi, pinjaman Rp 500.000,00 = 25 gram emas, sesudah inflasi = 20 gram emas.

e. Para penabung, karena pada saat inflasi bunga yang diperoleh dari tabungan dirasakan lebih kecil jika dibandingkan dengan kenaikan harga yang terjadi. Di samping itu akibat naiknya harga barang-barang dan jasa, nilai uang yang ditabung menjadi lebih rendah/turun, jika dibandingkan dengan sebelum terjadi inflasi.

H.    HUBUNGAN NILAI TUKAR DAN INFLASI

Pertama pertimbangkan hubungan antara perubahan dalam nilai tukar mata uang dengan tingkat inflasi. Jika Negara X mengalami tingkat inflasi yang lebih tinggi dari pada Negara Y, maka nilai mata uang Negara X akan menurun dibandingkan dengan mata uang di Negara Y. Perubahan tingkat inflasi dengan nilai tukar mata uang sangat berhubungan.

Coba pikirkan tentang harga barang dan jasa yang sama di kedua Negara dengan mata uang yang berbeda.Misalkan harga emas dibeli di New York seharga $400 per ons dan jika dijual di Mexico City seharga 5.000 peso per ons. Jika anda mengimpor emas dari New York dan menjualnya di Mexico City, anda akan mendapat keuntungan.

Anda dapat menukarkan 5.000 peso anda untuk 5.000/11,2365 = $445. Anda mendapatkan laba kotor $45 per ons. Tentu saja anda harus membayar biaya transportasi dan asuransinya, tetapi masih ada laba yang tersisa untuk anda.

Contoh kasus diatas disebut Hukum satu harga, berikut perhitungannya :

Harga barang di Mexico dalam peso
Harga barang di AS dalam dolar  =
Jumlah peso per dolar

Harga emas di mexico dalam peso
$400                    =
11,2365 peso/$

  Harga emas di Mexico =  $400 x ( 11,2365 peso/$ )  =  4,495 peso.



BAB III
PERENCANAAN KEUANGAN
DALAM INFLASI

3.1PERENCANAAN KEUANGAN

A.           PERLUNYA PERUSAHAAN MEMILIKI SIMPANAN

Keuntungan yang diperoleh perusahaan atau usaha produksi ada baiknya sekian persen disisihkan sebagai simpanan perusahaan atau usaha produksi. Manfaat simpanan' sangat besar terutama kalau perusahaan atau usaha industri tengah mengalami kesulitan kekurangan modal, sedangkan usaha mendapatkan investasi atau permodalan ternyata mengalami halangan dan kesulitan, halangan misalnya karena bunga yang ditawarkan tinggi, kesulitan tidak ada investor atau kreditur yang mau menanamkan modalnya atau memberikan kredit sejumlah yang diperlukan dengan tingkat bunga yang wajar.

Simpanan perusahaan/usaha produksi berasal dari keuntungan yang disisihkan atau tidak dibagikan dan menghasilkan sejenis modal yang menanggung resiko. Baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif merupakan suatu cara pembentukan modal yang penting. Kuantitatif, karena simpanan perusahaan/usaha produksi itu merupakan satu-satunya cara yang dapat membentuk modal yang menanggung resiko dan segera atau langsung dapat dikuasai oleh perusahaan atau usaha produksi tanpa menghiraukan tinggi rendahnya keuntungan yang diharapkan.

Kuantitatif, simpanan perusahan/usaha produksi sulit diukur terutama dalam jangka pendek, karena simpanan demikian banyak yang terjadi secara rahasia, bahkan bagi perusahaan/usaha produksi sendiri sering kali sulit mengukur besarnya simpanan nettonya.

Beberapa penyebab yang mendorong perusahaan/ usaha produksi untuk melakukan simpanan ini adalah sebagai berikut.

1. Adanya kenyataan yang sering dialami mengenai kesulitan permodalan sebagai akibat kurangnya modal yang menanggung resiko dan oleh karenanya timbul perbandingan yang negatif dengan utang perusahaan yang lebih besar.
2. Juga sebagai tindakan berhati-hati dari para usahawan sehubungan dengan adanya kemungkinan-kemungkinan yang tidak dapat dihindari yang disebabkan karena kurang tepatnya kebijakan penilaian dan penghapusan persediaan yang dilakukan dalam perusahaan/ usaha produksi.

B.           PERAN SIMPANAN PERUSAHAAN DALAM MENGHADAPI KRISIS DAN INFLASI

Dalam keadaan krisis ekonomi, pada umumnya perusahaan-perusahaan sukar untuk mengadakan emisi saham. Untuk memperbaiki permodalan dapat dilakukan menurut dua cara, yaitu :

1.      dari simpanan perusahaan bersih,
Cara pertama penggunaannya ada 2 macam, yaitu:
a. untuk investasi,
b. untuk melunasi pinjaman-pinjaman atau pembentukan cadangan likuiditas.
Penggunaan simpanan perusahaan untuk investasi berarti akan terjadi perbaikan permodalan satu kali, sedang untuk pelunasan pinjaman atau pembentukan cadangan likuiditas berarti akan terjadi perbaikan permodalan  dua kali, yang jelas modal sendiri bertambah dan hutang berkurang.

2.       pengembalian pinjaman dari uang desinvestasi.
Cara ini  kurang menarik, karena dengan melakukan ini akan berarti pembaharuan atau modernisasi alat-alat produksi untuk sementara harus ditangguhkan. Apabila cara ini ditempuh maka kesibukan-kesibukan dalam perusahaan/usaha produksi akan berkurang, yang mana menimbulkan depresi. Jadi, sebaiknya kita menempuh cara yang pertama saja.

Inflasi dan Simpanan Perusahaan
Dalam menguraikan proses-proses inflasi, simpanan perusahaan selalu meminta perhatian yang cukup, selalu ada kemungkinan bahwa inflasi terjadi bersama-sama dengan berubahnya bagian simpanan perusahaan dalam pendapatan nasional. Ini akan mempengaruhi simpanan perusahaan yang akan terjadi dan selain itu juga akan mempengaruhi hasrat investasi dari para pengusaha. Perubahan pembagian pendapatan nasional dan arah pergeseran ditentukan oleh :

a.       jalannya pembagian upah,
b.      jalannya produksi nasional dalam keadaan inflasi,
c.        kebijaksanaan menentukan harga.

Usaha pemerintah untuk menekan harga-harga produk konsumsi, atau kebijaksanaan perpajakan yang dilakukannya untuk menarik keuntungan-keuntungan perusahaan, dan dengan cara yang tidak langsung memperbesar daya beli para konsumen (subsidi dan lain-lain), semuanya penghapusan keuangan terhadap inflasi dan dengan demikian terbukalah jalan untuk inflasi yang  positif.

Tujuan dari rencana keuangan adalah untuk mencapai keadaan perekonomian  seseorang seperti yang ditargetkan sebelumnya. Maka dalam merencanakan keuangan penting kita ketahui bahwa inflasi merupakan bagian yang inheren pula dari setiap tindakan/keputusan keuangan yang diambil. Misalnya dalam keputusan memilih investasi, jangan sampai pengorbanan sekarang yang kita lakukan, alih-alih mendapat nilai tambah, akhirnya justru menurun. investasi yang kita gunakan harus memperhitungkan inflasi yang terjadi di negara ini.

Pemahaman konsep nilai waktu uang diperlukan oleh manajer keuangan dalam mengambil keputusan ketika akan melakukan investasi pada suatu aktiva dan pengambilan keputusan ketika akan menentukan sumber dana pinjaman yang akan dipilih.

Suatu jumlah uang tertentu yang diterima waktu yang akan datang jika dinilai sekarang maka jumlah uang tersebut harus didiskon dengan tingkat bunga tertentu (discount factor). Suatu jumlah uang tertentu saat ini dinilai untuk waktu yang akan datang maka jumlah uang tersebut harus digandakan dengan tingkat bunga tertentu ( Compound factor)

 Cara mengatasi penurunan nilai uang

Mengatasi penurunan nilai uang karena tergerus inflasi dan dimakan waktu adalah dengan membuat uang tersebut produktif dan atau memberi imbal hasil melebihi laju inflasi. Cara paling efektif adalah menginvestasikan dana tersebut agar menghasilkan imbal hasil di atas laju inflasi sehingga nilai uang Anda relatif tetap atau bahkan bisa bertambah.

C.            PERAN BANK SENTRAL

Bank sentral memainkan peranan penting dalam mengendalikan inflasi. Bank sentral suatu negara pada umumnya berusaha mengendalikan tingkat inflasi pada tingkat yang wajar. Beberapa bank sentral bahkan memiliki kewenangan yang independen dalam artian bahwa kebijakannya tidak boleh diintervensi oleh pihak di luar bank sentral -termasuk pemerintah. Hal ini disebabkan karena sejumlah studi menunjukkan bahwa bank sentral yang kurang independen -- salah satunya disebabkan intervensi pemerintah yang bertujuan menggunakan kebijakan moneter untuk mendorong perekonomian -- akan mendorong tingkat inflasi yang lebih tinggi.

Bank sentral umumnya mengandalkan jumlah uang beredar dan/atau tingkat suku bunga sebagai instrumen dalam mengendalikan harga. Selain itu, bank sentral juga berkewajiban mengendalikan tingkat nilai tukar mata uang domestik. Hal ini disebabkan karena nilai sebuah mata uang dapat bersifat internal (dicerminkan oleh tingkat inflasi) maupun eksternal (kurs). Saat ini pola inflation targeting banyak diterapkan oleh bank sentral di seluruh dunia, termasuk oleh Bank Indonesia.



D.           KEBIJAKAN MONETER
1. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan nasional dengan cara mengubah jumlah uang yang beredar. Penyebab inflasi diantara jumlah uang yang beredar terlalu banyak sehingga dengan kebijakan ini diharapkan jumlah uang yang beredar dapat dikurangi menuju kondisi normal.
Kebijakan moneter dapat dilakukan melalui instrument-instrumen berikut:
• Politik diskoto (Politik uang ketat): bank menaikkan suku bunga sehingga jumlah uang yang beredar dapat dikurangi.Kebijakan diskonto dilakukan dengan menaikkan tingkat bunga sehingga mengurangi keinginan badan-badan pemberi kredit untuk mengeluarkan pinjaman guna memenuhi permintaan pinjaman dari masyarakat. Akibatnya, jumlah kredit yang dikeluarkan oleh badan-badan kredit akan berkurang, yang pada akhirnya mengurangi tekanan inflasi.
• Politik pasar terbuka: bank sentral menjual obligasi atau surat berharga ke pasar modal untuk menyerap uang dari masyarakat dan dengan menjual surat berharga bank sentral dapat menekan perkembangan jumlah uang beredar sehingga jumlah uang beredar dapat dikurangi dan laju inflasi dapat lebih rendah.Operasi pasar terbuka (open market operation), biasa disebut dengan kebijakan uang ketat (tight money policy), dilakukan dengan menjual surat-surat berharga, seperti obligasi negara, kepada masyarakat dan bank-bank. Akibatnya, jumlah uang beredar di masyarakat dan pemberian kredit oleh badan-badan kredit (bank) berkurang, yang pada akhirnya dapat mengurangi tekanan inflasi.
• Peningkatan cash ratio:Kebijakan persediaan kas artinya cadangan yang diwajibkan oleh Bank Sentral kepada bank-bank umum yang besarnya tergantung kepada keputusan dari bank sentral/pemerintah. Dengan jalan menaikan perbandingan antara uang yang beredar dengan uang yang mengendap di dalam kas mengakibatkan kemampuan bank untuk menciptakan kredit berkurang sehingga jumlah uang yang beredar akan berkurang. Menaikkan cadangan uang kas yang ada di bank sehingga jumlah uang bank yang dapat dipinjamkan kepada debitur/masyarakat menjadi berkurang. Hal ini berarti dapat mengurangi jumlah uang yang beredar.
2. Kebijakan Fiskal
Kebijakan Fiskal adalah kebijakan yang berhubugan dengan finansial pemerintah. Kebijakan fiskal dapat dilakukan melalui instrument berikut:
• Mengatur penerimaan dan pengeluaran pemerintah, sehingga pengeluaran keseluruhan dalam perekonomian bisa dikendalikan. Pemerintah tidak menambah pengeluarannya agar anggaran tidak defisit.
• Menaikkan pajak. Dengan menaikkan pajak, konsumen akan mengurangi jumlah konsumsinya karena sebagian pendapatannya untuk membayar pajak. Dan juga akan mengakibatkan penerimaan uang masyarakat berkurang dan ini berpengaruh pada daya beli masyarakat yang menurun, dan tentunya permintaan akan barang dan jasa yang bersifat konsumtif tentunya berkurang.
3. Kebijakan Non Moneter
Kebijakan nom moneter adalah kebijakan yang tidak berhubungan dengan finansial pemerintah maupun jumla uang yang beredar, cara ini merupakan langkah alternatif untuk mengatasi inflasi. Kebijakan non moneter dapat dilakukan melalui instrument berikut:
• Mendorong agar pengusaha menaikkan hasil produksinya.
Cara ini cukup efektif mengingat inflasi disebabkan oleh kenaikan jumlah barang konsumsi tidak seimbang dengan jumlah uang yang beredar. Oleh karena itu pemerintah membuat prioritas produksi atau memberi bantuan (subsidi) kepada sektor produksi bahan bakar, produksi beras.
• Menekan tingkat upah.
Tidak lain merupakan upaya menstabilkan upah/gaji, dalam pengertian bahwa upah tidak sering dinaikan karena kenaikan yang relatif sering dilakukan akan dapat meningkatkan daya beli dan pada akhirnya akan meningkatkan permintaan terhadap barang-barang secara keseluruhan dan pada akhirnya akan menimbulkan inflasi.
• Pemerintah melakukan pengawasan harga dan sekaligus menetapkan harga maksimal.
• Pemerintah melakukan distribusi secara langsung.
Dimaksudkan agar harga tidak terjadi kenaikan, hal ini seperti yang dilakukan pemerintah dalam menetapkan harga tertinggi (harga eceran tertinggi/HET). Pengendalian harga yang baik tidak akan berhasil tanpa ada pengawasan. Pengawasan yang tidak baik biasanya akan menimbulkan pasar gelap. Untuk menghindari pasar gelap maka distribusi barang harus dapat dilakukan dengan lancar, seperti yang dilakukan pemerintah melalui Bulog atau KUD.
• Penanggulangan inflasi yang sangat parah (hyper inflation) ditempuh dengan cara melakukan sneering (pemotongan nilai mata uang).Sanering berasal dari bahasa Belanda yang berarti penyehatan, pembersihan, reorganisasi. Kebijakan sanering antara lain:
1.      Penurunan nilai uang
2.      Pembekuan sebagian simpanan pada bank – bank dengan ketentuan bahwa simpanan yang dibekukan akan diganti menjadi simpanan jangka panjang oleh pemerintah.
• Kebijakan yang berkaitan dengan output. Kenaikan output dapat memperkecil laju inflasi. Kenaikan jumlah output ini dapat dicapai misalnya dengan kebijakan penurunan bea masuk sehingga impor barang cenderung meningkat. Bertambahnya jumlah barang di dalam negeri cenderung menurunkan harga.

• Kebijakan penentuan harga dan indexing. Ini dilakukan dengan penentuan ceiling price.
• Devaluasi adalah penurunan nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang luar negeri. Jika hal tersebut terjadi biasanya pemerintah melakukan intervensi agar nilai mata uang dalam negeri tetap stabil. Istilah devaluasi lebih sering dikaitkan dengan menurunnya nilai uang satu negara terhadap nilai mata uang asing. Devaluasi juga merujuk kepada kebijakan pemerintah menurunkan nilai mata uang sendiri terhadap mata uang asing.



BAB IV
PENUTUP

4.1  KESIMPULAN

Merencanakan keuangan adalah salah satu hal terpenting menuju kesuksesan hidup kita. Ya..uang memang bukan segalanya tapi segalanya takkan banyak berarti tanpa uang dan dengan perencanaan keuangan yang matang tak mustahil kita akan dapat banyak menggapai mimpi kita. Dengan adanya perencanaan keuangan yang matang dan disiplin menjalankannya maka akan meringankan beban finansial kita dan mungkin malah akan bisa membuat uang bekerja untuk kita dan menciptakan financial freedom buat kita.

Dengan merencanakan keuangan, kita akan lebih mengetahui secara detail kondisi keuangan kita (cash flow), tujuan apa yang ingin kita capai dan bagaimana cara mencapainya. Merencanakan keuangan dengan berinvestasi bisa melindungi keuangan kita dari inflasi. inflasi adalah kenaikan harga barang. Dengan menggunakan alat investasi yang lebih tinggi dari inflasi, maka kita bisa melindungi keuangan kita dari inflasi.

4.2  PENUTUP

Demikianlah Makalah ini kami rangkum dari berbagai sumber, dan kami sajikan sedemikian rupa agar memudahkan para pembaca. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya. Terima kasih.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terbaru

Jembatan 1 Dompak, Tanjungpinang... Diwaktu malam

Yang Populer Nie