TOPIK :
PERENCANAAN KEUANGAN
DALAM INFLASI

Di Susun
Oleh :
·
FEBRI
HARTIYANA
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PEMBANGUNAN TANJUNGPINANG
TA.2011/2012
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya
kepada kami, sehingga kami berhasil
menyelesaikan makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya . Makalah ini
mengangkat topik tentang Perencanaan
Keuangan dalam Inflasi.
Makalah ini
berisikan tentang gambaran mengenai bagaimana mengatur perencanaan keuangan
yang baik serta strategi perencanaan keuangan dalam menghadapi inflasi.
Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua apa itu
inflasi, penyebab inflasi, dampak inflasi serta strategi perencanaan keuangan
dalam menghadapi inflasi.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari sempurna oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata,
kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan dan membantu dalam penyusunan makalah ini. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala
usaha kita. Amin.
Tanjungpinang, MEI
2012
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Sebagai negara yang
menganut ekonomi terbuka, Indonesia memiliki masalah inflasi dari tahun ke
tahun. Sementara pencatatan akuntansi di Indonesia umumnya menganut Historical
Cost, dimana konsep ini tidak mengenal adanya perubahan seperti pengaruh
inflasi tetapi stable monetary unit
yang mengakibatkan semua transaksi yang terjadi dicatat atas
dasar nilai historis atau nilai yang didapat saat terjadi transaksi. Ini
menyebabkan dilemma relevansi laporan keuangan perusahaan. Dalam masa inflasi
ataupun deflasi, jumlah barang/jasa yang dapat diperoleh berubah dengan nilai
uang nominal yang konstan, yang berarti bahwa daya beli Rupiah berubah.
Indonesia adalah salah satu
negara berkembang. Masalah umum yang sering dihadapi negara berkembang adalah
tingginya tingkat inflasi. Sejak krisis moneter tahun 1998, harga-harga di
pasaran cenderung naik. Tahun 2007 saja tingkat inflasi di Indonesia adalah
6,59 persen. Hal ini bisa diartikan bahwa aktiva yang dimiliki harganya akan
berkurang sebesar 6.59 persen sedangkan pendapatan dinilai terlalu tinggi
sebesar angka yang sama. Pada saat ini pasar modal menjadi primadona yang
dipilih investor untuk meninvestasikan modalnya. Namun untuk menginvestasikan
modal dalam saham tidak semudah membalik telapak tangan. Investor harus
mengetahui kemampulabaan perusahaan yang akan dibeli sahamnya. Bagaimana
ketahanan suatu perusahaan dalam menghadapi persaingan dan moneter yang sulit
diprediksi
1.2
Maksud dan Tujuan
Penulisan
Tujuan dari rencana
keuangan adalah untuk mencapai keadaan perekonomian. Maka dalam merencanakan keuangan penting kita
ketahui bahwa inflasi merupakan bagian yang inheren pula dari setiap tindakan
ataupun keputusan keuangan yang diambil. Misalnya dalam keputusan memilih
investasi, jangan sampai pengorbanan sekarang yang kita lakukan, alih-alih
mendapat nilai tambah, akhirnya justru menurun.
Tujuan penulisan makalah ini
bermaksud untuk mengingatkan bahwa segala investasi yang kita gunakan harus
memperhitungkan inflasi yang terjadi di negara ini. inflasi harus menjadi
perhatian kita.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PERENCANAAN
A. ARTI PERENCANAAN MENURUT PARA AHLI
Perencanaan menurut ahli dari luar
negeri :
- Garth N.Jone, Perencanaan adalah suatu proses pemilihan dan pengembanngan dari pada tindakan yang paling baik untuk pencapaian tugas.
- M.Farland, Perencanan adalah suatu fungsi dimana pimpinan kemungkinan mengunakan sebagian pengaruhnya untuk mengubah daripada wewenangnya.
Perencanaan menurut ahli dari dalam
negeri :
- Abdulrachman (1973), Perencanaan adalah pemikiran rasional berdasarkan fakta-fakta dan atau perkiraan yang mendekat (estimate) sebagai persiapan untuk melaksanakan tindakan-tindakan kemudian.
- Siagian (1994), Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penetuan secara matang daripada hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka pencapaian yang telah ditentukan.
- Terry (1975), Perencanaan adalah pemilihan dan menghubungkan fakta-fakta, membuat serta menggunakan asumsi-asumsi yang berkaitan dengan masa datang dengan menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan tertentu yang diyakini diperlukan untuk mencapai suatu hasil tertentu.
- Kusmiadi (1995), Perencanaan adalah proses dasar yang kita gunakan untuk memilih tujuan-tujuan dan menguraikan bagaimana cara pencapainnya.
- Soekartawi (2000), Perencanaan adalah pemilihan alternatif atau pengalokasian berbagai sumber daya yang tersedia
B.
BEBERAPA PENGERTIAN PERENCANAAN
"Perencanaan adalah proses
pemilihan dan penetapan tujuan, strategi, metode, anggaran, dan standar (tolok
ukur) keberhasilan suatu kegiatan."
·
Pengertian
ini menunjukkan bahawa perencanaan merupakan proses atau rangkaian beberapa
kegiatan yang saling berhubungan dalam memilih salah satu di antara beberapa
alternatif tentang tujuan yang ingin dicapai oleh sebuah organisasi/perusahaan.
·
Kemudian
memilih strategi dan metode untuk mencapai tujuan tersebut Dilanjutkan pula
dengan menetapkan anggaran untuk melaksanakan strategi dan metode tersebut,
diringi dengan memilih dan menetapkan kriteria tolok ukur untuk menilai tingkat
keberhasilan organisasi/ perusahaan dalam pencapaian tujuannya dengan
mengimplementasikan strategi dan metode yang telah dipilih sebelumnya.
"Perencanaan
adalah proses memilih sejumlah kegiatan untuk ditetapkan sebagai keputusan
tentang suatu pekerjaan yang harus dilakukan, kapan, bagaimana dan siapa yang
melakukannya."
Pengertian ini menekankan bahwa perencaan merupakan
rangkaian kegiatan atau proses pembuatan keputusan.
·
Kegiatan
pertama yang harus dilakukan adalah menetapkan pekerjaan yang harus
dilaksanakan dimasa datang, yang berarti juga tidak akan dan tidak boleh
melaksanakan pekerjaan lain yang bertolak belakang atau yang berhubungan dengan
pekerjaan yang telah ditetapkan sebagai keputusan tersebut.
·
Kegiatan
kedua dalam proses pembuatan keputusan adalah kegiatan menetapkan waktu
pelaksanaannya, yang berarti tidak boleh dikerjakan sebelum atau sesudah waktu atau melampaui
batas waktu yang telah ditetapkan.
·
Kegiatan
ketiga dalam proses pembuatan keputusan itu adalah menetapkan cara
melaksanakannya, yang berarti memilih metode dan tidak akan menggunakan cara
atau metode lain agar pelaksanaan pekerjaan tersebut berlangsung secara efektif
dan efisien.
·
Akhirnya kegiatan keempat dalam proses
pembuatan keputusan itu adalah menetapkan SDM yang tepat atau yang memenuhi
persyaratan untuk melaksanakannya, agar pekerjaan tersebut dilaksanakan secara
profesional dalam rangka mewujudkan eksistensi organisasi yang sukses.
Perencanaan
adalah penerapan pengetahuan tepat guna secara sistematik, untuk mengontrol dan
mengarahkan kecenderungan perwujjudan masa depan yang diinginkan sebagai tujuan
yang akan dicapai. "
·
Pengertian
di atas menekankan bahwa melalui perumusan perencanaan, kondisi bidang
kehidupan tertentu di masa depan dapat dikontrol dan diarahkan sesuai dengan
keinginan manusia.
·
Kondisi
itu dirumuskan sebagai tujuan yang akan dicapai di masa depan, melalui
pembuatan perencanaan cara mencapainya dengan menggunakan atau penerapan
pengetahuan tepat guna dalam bidang kehidupan tersebut secara sistematik
(teratur dan tertib).
·
Perencanaan
harus bersifat realistik sesuai dengan kondisi dan kebutuhan lingkungan
organisasi yang akan melaksanakannya.
"Perencanaan
adalah kegiatan persiapan dengan merumuskan dan menetapkan keputusan tentang
langkah-langkah penyelesaian masalah atau pelaksanaan suatu pekerjaan secara
terarah pada satu tujuan. "
·
Pengertian
di atas menunjukkan bahwa perencanaan dirumuskan untuk memecahkan masalah atau
pelaksanaan pekerjaan di lingkungan suatu organisasi/perusahaan.
·
Pemecahan
masalah tersebut dilakukan dengan merumuskan langkah-langkah kegiatan untuk
menemukan alternatif terbaik dalam usaha mencapai tujuan organisasi/perusahaan.
·
Langkah-langkah
tersebut pada dasarnya merupakan kegiatan persiapan untuk menetapkan berbagai
keputusan tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan.
·
Dengan
melaksanakan keputusan-keputusan tersebut, diharapkan masalah-masalah
organisasi/ perusahaan dapat diselesaikan atau pekerjaan dapat dilaksanakan
secara efektif dan efisien.
C. FUNGSI PERENCANAAN
- Menjelaskan secara tepat tujuan-tujuan serta cara-cara mencapai tujuan.
- Sebagai pedoman bagi semua orang yang terlibat dalam organisasi pada pelaksanaan rencana yang telah disusun.
- Merupakan alat pengawasan terhadap pelaksanaan program.
- Meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan segala sumber daya yang dimiliki organisasi.
- Memberikan batas-batas wewenang dan tanggung jawab setiap pelaksanaan, sehingga dapat meningkatkan kerja sama/koordinasi.
D.
TUGAS
POKOK PERENCANAAN
Perencanaan merupakan kegiatan pembuatan keputusan tentang
masa depan dan cara mewujudkannya di suatu lingkungan tertentu, khususnya
sebuah organisasi di bidang bisnis. Tugas pokok perencanaan sebagai kegiatan
pengambilan keputusan dalam uraian ini pada dasarnya menempatkan perencaan
sebagai suatu disiplin ilmu, bukan sebagai salah satu fungsi manajemen.
Ada tiga tugas pokok perencanaan yaitu sebagai berikut:
·
Tugas
Persiapan/Eksplenatif
·
Perencaan suatu bidang/aspek kehidupan
tertentu harus dimulai atau bertolak dari kondisinya pada saat sekarang.
·
Untuk mengetahui kondisi itu diperlukan
kegiatan menghimpun informasi atau data dengan mengidentifikasi kondisi
bidang/aspek tersebut.
·
Kegiatan mengidentifikasi dengan
menghimpun data dan informasi dimaksudkan adalah tugas eksplanatif sebagai
kegiatan awal perencanaan.
·
Kegiatan pertama dalam perencanaan ini
adalah untuk menjelaskan (explanation) kondisi awal bidang atau masalah yang
akan dijelajahi sebuah perencanaan.
·
Tugas ekplanatif ini jika
diimplementasikan dalam Perencanaan SDM sangat khusus sifatnya karena telah
memiliki beberapa model analisis yang siap dipergunakan, di antaranya disebut :
a. Audit
SDM atau Work Forces Analysis,
b. Analisis
Beban Kerja atau Work Load Analysis terutama dalam bentuk Evaluasi Pekerjaan
(Job Evaluation),
c. Analisis
Sumber Tenaga Kerja Internal dll,
2. Tugas Prediktif
·
Perencanaan
pada dasarnya merupakan kegiatan memprediksi suatu kondisi masa depan yang
diinginkan, berbeda dari kondisinya di masa sekarang.
·
Prediksi
itu pada dasarnya merupakan kegiatan memilih alternatif mengenai kondisi
organisasi/ perusahaan yang ideal di masa mendatang.
·
Prediksi
harus bersifat realistis berupa kondisi masa depan yang diperkirakan dapat
diwujudkan.
·
Harus
dihindari memprediksi kondisi masa depan yang tidak mungkin dicapai, sehingga
menjadi khayalan yang tidak dapat diwujudkan.
·
Tugas prediksi seperti diuraikan di atas harus
dilakukan secara cermat dan realistik, agar benar-benar dapat dilaksanakan dan
tujuannya dapat dicapai secara efektif dan efisien.
3. Tugas Kontrol
·
Tujuan
perencanaan yang akan diwujudkan di masa depan pada dasarnya merupakan kontrol
terhadap kondisi yang akan terjadi/dicapai di masa depan.
·
Pemilihan
program dan kegiatan untuk mewujudkan tujuan tersebut, pada dasarnya merupakan
kontrol masa depan agar dapat menghindari terjadi atau terwujudnya kondisi yang
tidak diinginkan.
·
Program-program
dan/atau kegiatan-kegiatannya harus dipilih yang paling relevan sebagai
kegiatan kontrol, agar tidak berdampak merugikan dan menimbulkan konsekwensi
terjadinya kondisi yang tidak diinginkan.
·
Perencanaan
sebagai kegiatan kontrol sangat penting bagi setiap dan semua
organisasi/perusahaan karena berpengaruh langsung pada usaha mempertahankan dan
mengembangkan eksistensinya.
E.
PERENCANAAN STRATEGIS
Perencanaan
keuangan hendaknya di lakukan dalam konteks suatu rencana strategis yang
tertata dengan baik, yang didalamnya terkandung beberapa unsur :
1. Rencana tersebut hendaknya dimulai
dengan suatu pernyataan misi ( mission statement ).
2. Suatu pernyataan tentang lingkup
korporasi ( corporate scope ) perusahaan yang artinya usaha yang akan dilakukan
dan wilayah geografis dimana perusahaan akan beroperasi.
3. Pernyataan tujuan perusahaan (
statement of corporate objective ), yang menyatakan bahwa sasaran – sasaran
spesifik yang diharapkan akan dipenuhi oleh manajer operasi.
4. Sekumpulan strategi perusahaan (
corporate strategies ) yang menyatakan bagaimana perusahaan berencana untuk
mencapai sasaran.
5. Suatu rencana operasi ( operating
plan ) yang terperinci untuk setiap unit.
6. Rencana keuangan ( financial plan )
akan disusun secara terpisah untuk setiap unit, dan rencana – rencana tersebut
kemudian disesuaikan untuk menunjukkan gambaran hasil keseluruhan perusahaan.
2.2 KEUANGAN
A. UANG
Uang memiliki peranan penting dalam menetukan kegiatan
ekonomi masyarakat suatu negara. Sudah sejak lama para ahli ekonomi sepakat
bahwa uang bisa berakibat baik bagi perekonomian, tetapi uang kadang-kadang
juga bisa berakibat buruk bagi perekonomian, dan para ahli ekonom juga sepakat bahwa
uang yang tersedia dalam perekonomian sangat besar pengaruhnya dalam menentukan
kesetabilan dan pertumbuhan ekonomi suatu negara .
Fungsi uang dalam perekonomian yaitu ;
1. sebagai alat pertukaran
2. sebagai pengukur nilai
3. sebagai penyimpan nilai.
Penggunaan uang memungkinkan roda perekonomian
berjalan lancar. Hal ini terjadi karena perekonomian menghasilkan produk lebih
banyak dan mengurangi waktu yang digunakan oleh para penjual dan pembeli dalam
mengatur perekonomian dan transaksi.
Para ekonomi klasik pada masa lalu berpendapatbahwa
uang terbuat dari logam, emas, perak dan uang juga dapat pula berupa lembaran –
lembaran kertas yang merupakan ;
1.
Pernyataan atau perjanjian kesediaan membayar sejumlah
emas atau perak atas permintan pada waktu yang ditentukan.
2.
Surat sertefikat yang menyatakan uang logam disimpan
di bank dan dapat diambil dengan menunjukan sertefikat.
3.
Surat sertefikat gudang berarti pemegang surat
memiliki barang yang ada di gudang bernilai jumlah uang tertentu.
Teori Irving Fisher dilatar belakangi oleh pandangan
para ekonom sebelumnya bahwa semakin banyak jumlah uang yang beredar, harga
semakin tinggi harga akan semakin rendah jika jumlah uang semakin sedikit,
ketidakmampuan orang-orang mangatasi inflasi disebabkan oleh belum dapat
menerjemahkan uang itu sendiri.
Irving Fisher menerjemahkan uang sebagai segala
sesuatu yang digunakan sebagai alat transaksi seperti uang logam ( emas dan
perak ) dan semua jenis kertas yang dapat digunakan dalam transaksi . Transaksi
yang dimaksud adalah pertukaran barang / jasa dan arus uang, jadi jika arus
uang dan barang sesuai harga akan stabil dengan asumsi jumlah uang yang beredar
tetap.
B. FUNGSI
KEUANGAN
Fungsi keuangan yang utama adalah dalam hal keputusan
investasi, pembiayaan, dan dividen untuk suatu organisasi). Dana dikumpulkan
dari sumber-sumber keuangan ekstern dan dialokasikan untuk penggunaan yang
berbeda-beda. Fungsi-fungsi ini sama harus dilaksanakan dalam perusahaan
bisnis, badan pemerintah, maupun organisasi-organisasi nirlaba. Tujuan manajer
keuangan adalah merencanakan untuk, memperoleh, dan menggunakan dana guna
memaksimalkan nilai organisasi.
Ada beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan :
1.
Dalam perencanaan dan pemrakiraan (forecasting),
manajer keuangan berinteraksi dengan para eksekutif yang bertanggung jawab atas
kegiatan-kegiatan perencanaan strategis yang umum.
2.
Manajer keuangan harus memusatkan perhatian pada
keputusan investasi dan pembiayaan, serta segala hal yang berkaitan dengannya.
Para manajer keuangan perlu menentukan laju pertumbuhan penjualan yang
sebaiknya dicapai dan membuat prioritas alternatif investasi yang tersedia.
3.
Manajer keuangan hares bekerja sama dengan para
manajer lain di perusahaan agar perusahaan dapat beroperasi seefisien mungkin.
Semua keputusan bisnis menyangkut dampak keuangan.
C.
MENCARI DAN MENGGUNAKAN MODAL
1.
Timbulnya
Masalah Modal
Dalam pelaksanaan bisnis
karena banyaknya kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi sedangkan kemampuan
untuk itu kurang, maka keadaan demikian akan menimbulkan masalah permodalan,
misalnya :
1. Kekurangan
uang untuk pembelian mesin-mesin.
2. Kekurangan
spareparts bagi modal mesin.
3. Kekurangan
biaya untuk ekstensifikasi.
4. Kekurangan biaya untuk pelaksanaan
penelitian-penelitian, penelitian pasar dan sebagainya.
Masalah permodalan
merupakan satu bagian dari masalah dalam bisnis yang dihadapi oleh pengusaha.
Karena itu untuk memperkecil atau menekan timbulnya masalah tersebut,pada waktu
pendirian perusahaan hal-hal berikut harus diperhatikan :
a. Berapa besarnya modal yang harus
dipenuhi untuk kebutuhan pertama, yaitu biaya lahan, pembangunan dan peralatan
mesin-mesin yang digunakan dan biaya-biaya cadangan.
b. Bagaimana memperoleh modal yang diperlukan, apakah dapat dipenuhi
dengan kekayaan atau perlu melibatkan para penanam modal atau pinjaman dari
luar, misalnya kredit bank.
c. Harus membuat planning untuk tindakan-tindakan yang akan
dijalankan dan planning dalam permodalan, karena tanpa planning jalannya sebuah
usaha akan kacau balau, yang berarti dengan adanya planning tersebut maka kita
tinggal melaksanakannya dengan tidak melakukan penyimpangan-penyimpangan.
2.
Capital
Market (Pasar Modal)
Pasar modal mempunyai
pengertian abstrak yang pada hakekatnya mempertemukan dua subjek yang satu
dengan yang lainnya ( pemberi pinjaman dan yang membutuhkan pinjaman). Dalam
pasar modal ini akan terjalin hubungan antara pengusaha yang memerlukan
sejumlah modal untuk melanjutkan usaha/ mengembangkan usaha, sedangkan para
penanam modal (investor) selalu mengharapkan kedatangan para pembutuh modal
teutama modal jangka panjang.
Maksud diadakannya capital
market terutama untuk membantu unit-unit ekonomi (produksi) untuk menanggulangi
masalah permodalan yang dihadapinya dengan jalan penjualan saham-saham atau
efek-efek, dimana para investor besar dan kecil termasuk perusahaan-perusahaan
asuransi, dana-dana pensiun dapat melakukan pembelian atau penjualan
saham-saham atau efek-efek tersebut.
Pasar modal merupakan
barometer bagi para pembutuh uang atau modal jangka panjang yang akan
dipergunakan untuk ekspansi perusahaan atau pendirian perusahaan baru. Hal ini
terutama karena policy pihak bank untuk tidak memberikan kredit besar dalam
jangka waktu yang panjang, sehingga para pembutuh modal terpaksa mencarinya di
pasar modal.
2.3
INFLASI
A.
PENGERTIAN INFLASI
Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum
dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat
disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang
meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan
spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidak lancaran distribusi
barang.
Beberapa
penjelasan konsep inflasi sebagai berikut :
2.
Inflasi adalah proses dari
suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya,
tingkat harga yang
dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi.
3.
Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan
dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung
secara terus-menerus dan saling pengaruh-mempengaruhi.
4.
Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan
persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga.
Pengertian Inflasi menurut beberapa ahli
:
Inflasi menurut A.P.
Lehnerinflasi adalah keadaan dimana terjadi kelebihan permintaan (Excess
Demand) terhadap barang-barang dalam perekonomian secara keseluruhan.
Ahli yang lain yaitu Ackley
memberi pengertian inflasi sebagai suatu kenaikan harga yang terus menerus
daribarang dan jasa secara umum (bukan satu macam barang saja dan sesaat).
Sedangkan menurut Boediono,
inflasi sebagai kecenderungan dari harga-harga untuk naik secara umum dan terus
menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barangsaja tidak dapat disebut
inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas kepada ataumengakibatkan
kenaikan sebagian besar dari barang-barang lain.
B.
MENGUKUR
INFLASI
Inflasi diukur dengan
menghitung perubahan tingkat persentase perubahan sebuah indeks harga. Indeks
harga tersebut di antaranya:
1.
Indeks harga konsumen (IHK) atau consumer price index
(CPI), adalah indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang tertentu yang
dibeli oleh konsumen.
3. Indeks harga produsen adalah
indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang-barang yang dibutuhkan
produsen untuk melakukan proses produksi. IHP sering digunakan untuk meramalkan
tingkat IHK di masa depan karena perubahan harga bahan baku meningkatkan biaya
produksi, yang kemudian akan meningkatkan harga barang-barang konsumsi.
6. Deflator PDB menunjukkan
besarnya perubahan harga dari semua barang baru, barang produksi lokal, barang
jadi, dan jasa.
C.
JENIS – JENIS INFLASI
Jenis – jenis Inflasi
Menurut Kenaikan Harga - harga Berdasarkan kepada sumber atau penyebab kenaikan
harga-harga yang berlaku ,inflasi biasanya dibedakan kepada tiga bentuk berikut
:
1. Inflasi tarikan
pemerintah
Inflasi Tarikan Pemerintah
Inflasi ini biasanya terjadi pada masa perekonomian berkembang
denganpesat.Kesempatan kerja yang tinggi menciptakan pendapatan tinggi yang
selanjutnyamenimbulkan pengeluaran yang melebihi kemampuan ekonomi mengeluarkan
barangdan jasa.Pengeluaran ini dapat menimbulkan inflasi. Disamping dalam masa
perekonomian berkembang pesat , inflasi tarikanpermiantaan juga bisa bersalu
pada masa ketidakstabilan politik yang terusmenerus.Dalam masa seperti ini
pemerintah belanja jauh melebihi pajak yang dipungutnya.Untuk membiayai
kelebihan pengeluaran tersebut pemerintah terpaksamencetak uang atau meminjam
dari bank sentral. Pengeluaran pemerintah agregat akanakan mewujudkan melebihi
kemampuan ekonomi tersebut menyediakn barang danjasa.Maka keadaan ini inflasi.
2. Inflasi desakan biaya
Inflasi Desakan Biaya
Inflasi ini berlaku dalam masa perekonomian berkembang dengan pesat
ketikatingkat pengangguran adalah rendah.Apabila perusahan – perusahan masih
menghadapi permintaan yang bertambah , mereka akan berusaha menaikkan produksi
dengan caramemberikan gaji dan upah yang lebih tinggi kepada pekerjanya dan
mencari pekerja baru dengan tawaran dengan pembayaran gaji dan upah yangtinggi
ini.Langkah ini menyebabkan biaya produksi meningkat yang akhirnyamenyebabkan
kenaikan harga – harga berbagai barang
3. Inflasi diimpor
Inflasi Di Impor Inflasi
dapat juga bersumber dari kenaikan harga – harga barang yang diimpor.Inflasi
ini akan wujud apabila barang – barang yang diimporyang mengalamikenaikan harga
mempunyai persanan yang penting dalam kegiatan pengeluaranperusahaan – perusahaan
D.
PENGGOLONGAN
INFLASI
Berdasarkan asalnya,
inflasi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu inflasi yang berasal dari dalam
negeri dan inflasi yang berasal dari luar negeri.
1.
Inflasi berasal dari dalam
negeri
Timbul karena defisit
anggaran pemerintah yang dibiayai oleh pencetakan uang baru yang menyebabkan
jumlah uang beredar naik atau karena gagal panen (persediaan barang menurun)
dll. misalnya terjadi akibat terjadinya defisit anggaran belanja yang dibiayai
dengan cara mencetak uang baru dan gagalnya pasar yang berakibat harga bahan makanan menjadi mahal.
2.
Inflasi dari luar negeri
adalah inflasi yang terjadi
sebagai akibat naiknya harga barang impor. Hal ini bisa terjadi akibat biaya produksi barang di luar
negeri tinggi atau adanya kenaikan tarif impor barang. inflasi yang timbul
akibat kenaikan harga barang-barang import dari luar negeri yang menyebabkan :
- kenaikan index biaya hidup (jika barang import termasuk kelompok yang mempengaruhi index),
- secara tidak langsung menaikkan index harga melalui peningkatan biaya produksi jika menggunakan barang import tersebut sebagai faktor produksi,
- secara tidak langsung memungkinkan kenaikan harga dalam negeri karena barang sejenis yang dihasilkan di dalam negeri ikut menaikkan harga.
Inflasi juga dapat dibagi
berdasarkan besarnya cakupan pengaruh terhadap harga
1. Inflasi
tertutup (Closed Inflation) Jika kenaikan harga yang terjadi hanya berkaitan
dengan satu atau dua barang tertentu,
2. Inflasi
terbuka (Open Inflation) yaitu kenaikan harga terjadi pada semua barang secara
umum.
3. Inflasi yang
tidak terkendali (Hiperinflasi). Adalah
serangan inflasi demikian hebatnya sehingga setiap saat harga-harga terus
berubah dan meningkat sehingga orang
tidak dapat menahan uang lebih lama disebabkan nilai uang terus merosot.
Berdasarkan keparahannya
inflasi juga dapat dibedakan :
1. Inflasi
ringan (kurang dari 10% / tahun)
2. Inflasi
sedang (antara 10% sampai 30% / tahun)
3. Inflasi
berat (antara 30% sampai 100% / tahun)
E.
PENYEBAB
INFLASI
Banyak study mengenai
inflasi di negara-negara berkembang, menunjukan bahwa inflasi bukan semata-mata
merupakan fenomena moneter, tetapi juga merupakan fenomena struktural atau cost
push inflation. Hal ini disebabkan karena struktur ekonomi negara-negara
berkembang pada umumnya yang masih bercorak agraris. Sehingga, goncangan
ekonomi yang bersumber dari dalam negeri, misalnya gagal panen (akibat faktor
eksternal pergantian musim yang terlalu cepat, bencana alam, dan sebagainya),
atau hal-hal yang memiliki kaitan dengan hubungan luar negeri, misalnya
memburuknya term of trade; utang luar negeri; dan kurs valuta asing, dapat menimbulkan
fluktuasi harga di pasar domestik.
Fenomena struktural yang
disebabkan oleh kesenjangan atau kendala struktural dalam perekonomian di
negara berkembang, sering disebut dengan structural bottlenecks. Strucktural
bottleneck terutama terjadi dalam tiga hal, yaitu :
1. Supply dari sektor
pertanian (pangan) tidak elastis. Hal ini dikarenakan pengelolaan dan
pengerjaan sektor pertanian yang masih menggunakan metode dan teknologi yang
sederhana, sehingga seringkali terjadi supply dari sektor pertanian domestik
tidak mampu mengimbangi pertumbuhan permintaannya.
2. Cadangan
valuta asing yang terbatas (kecil) akibat dari pendapatan ekspor yang lebih
kecil daripada pembiayaan impor. Keterbatasan cadangan valuta asing ini menyebabkan kemampuan untuk
mengimpor barang-barang baik bahan baku; input antara; maupun barang modal yang
sangat dibutuhkan untuk pembangunan sektor industri menjadi terbatas pula.
3. Pengeluaran
pemerintah terbatas. Hal ini disebabkan oleh sektor penerimaan rutin yang
terbatas, yang tidak cukup untuk membiayai pembangunan, akibatnya timbul
defisit anggaran belanja, sehingga seringkali menyebabkan dibutuhkannya pinjaman
dari luar negeri ataupun mungkin pada umumnya dibiayai dengan pencetakan uang
(printing of money).
Dengan adanya structural
bottlenecks ini, dapat memperparah inflasi di Negara berkembang dalam jangka
panjang, oleh karenanya fenomena inflasi di Negaranegara yang sedang berkembang
kadangkala menjadi suatu fenomena jangka panjang, yang tidak dapat diselesaikan
dalam jangka waktu yang pendek.
Inflasi dapat disebabkan
oleh dua hal, yaitu:
1.
Tarikan
permintaan (kelebihan likuiditas/uang/alat tukar) lebih dipengaruhi dari peran
negara dalam kebijakan moneter (Bank Sentral),
2.
Desakan(tekanan)
produksi dan/atau distribusi (kurangnya produksi (product or service) dan/atau
juga termasuk kurangnya distribusi). lebih dipengaruhi dari peran negara dalam
kebijakan eksekutor yang dalam hal ini dipegang oleh Pemerintah (Government)
seperti fiskal perpajakan/ pungutan/ insentif/
disinsentif), kebijakan pembangunan infrastruktur, regulasi, dll.
1.
Inflasi
tarikan permintaan (demand pull inflation)
Terjadi akibat adanya
permintaan total yang berlebihan dimana biasanya dipicu oleh membanjirnya
likuiditas di pasar sehingga terjadi permintaan yang tinggi dan memicu
perubahan pada tingkat harga. Bertambahnya volume alat tukar atau likuiditas
yang terkait dengan permintaan terhadap barang dan jasa mengakibatkan
bertambahnya permintaan terhadap faktor-faktor
produksi tersebut. Meningkatnya permintaan
terhadap faktor produksi itu kemudian menyebabkan harga faktor
produksi meningkat. Jadi, inflasi ini terjadi
karena suatu kenaikan dalam permintaan total sewaktu perekonomian yang
bersangkutan dalam situasi full employment dimanana biasanya lebih disebabkan
oleh rangsangan volume likuiditas dipasar yang berlebihan. Membanjirnya
likuiditas di pasar juga disebabkan oleh banyak faktor selain yang utama
tentunya kemampuan bank sentral dalam mengatur peredaran jumlah uang, kebijakan
suku bunga bank sentral, sampai dengan aksi spekulasi yang terjadi di sektor
industri keuangan.
2.
Inflasi
desakan biaya (cost push inflation)
Terjadi akibat adanya
kelangkaan produksi dan/atau juga termasuk adanya kelangkaan distribusi, walau
permintaan secara umum tidak ada perubahan yang meningkat secara signifikan.
Adanya ketidak-lancaran aliran distribusi ini atau berkurangnya produksi yang
tersedia dari rata-rata permintaan normal dapat memicu kenaikan harga sesuai
dengan berlakunya hukum permintaan-penawaran, atau juga karena terbentuknya
posisi nilai keekonomian yang baru terhadap produk tersebut akibat pola atau
skala distribusi yang baru. Berkurangnya produksi sendiri bisa terjadi akibat
berbagai hal seperti adanya masalah teknis di sumber produksi (pabrik,
perkebunan, dll), bencana alam, cuaca, atau kelangkaan bahan baku untuk
menghasilkan produksi tsb, aksi spekulasi (penimbunan), dll, sehingga memicu
kelangkaan produksi yang terkait tersebut di pasaran. Begitu juga hal yang sama
dapat terjadi pada distribusi, dimana dalam hal ini faktor infrastruktur
memainkan peranan yang sangat penting.
Inflasi muncul melalui
banyak sebab. Dari sudut makro ekonomi, inflasi bisa berarti kabar yang baik
(pada batasan tertentu). Jika pengangguran menurun, artinya banyak orang menerima
penghasilan, artinya pula ada banyak uang yang beredar di pasar. Selaras dengan
hukum penawaran dan permintaan, maka saat daya beli meningkat (karena
orang-orang menerima penghasilan) maka harga-harga biasanya ikut naik. Kenaikan
harga tersebut sudah kita pahami sebelumnya sebagai inflasi. Maka jelas inflasi
(sekali lagi pada batas tertentu) merupakan salahsatu indikator menurunnya
pengangguran.
Inflasi merupakan salahsatu
konsekuensi dari perkembangan perekonomian. Yang harus diperhatikan dari
inflasi adalah: apakah kenaikan harga (inflasi) tersebut didukung oleh daya beli
seseorang (secara kualitatif).
F.
DAMPAK
INFLASI
Dampak Inflasi Terhadap
Kegiatan Ekonomi Masyarakat
a. Dampak Positif
1.
Peredaran / perputaran barang lebih cepat.
2.Produksi
barang-barang bertambah, karena keuntungan pengusaha bertambah.
3.
Kesempatan kerja bertambah, karena terjadi tambahan investasi.
4.Pendapatan
nominal bertambah, tetapi riil berkurang, karena kenaikan pendapatan kecil.
Apabila inflasi itu ringan,
justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian
lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang bergairah
untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi.
b. Dampak Negatif
1.
Harga barang-barang dan jasa naik.
2.
Nilai dan kepercayaan terhadap uang akan turun atau berkurang.
3.
Menimbulkan tindakan spekulasi.
4.
Banyak proyek pembangunan macet atau terlantar.
5.
Kesadaran menabung masyarakat berkurang.
Dalam masa inflasi yang
parah, yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan perekonomian menjadi kacau dan perekonomian
dirasakan lesu. Orang menjadi tidak bersemangat kerja, menabung, atau mengadakan investasi dan produksi karena harga meningkat dengan cepat. Para penerima
pendapatan tetap seperti pegawai negeri atau karyawan swasta serta kaum buruh juga akan kewalahan menanggung dan mengimbangi harga
sehingga hidup mereka menjadi semakin merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu.
c. Dampak Inflasi Terhadap Manajemen
Keuangan
Berikut akan diuraikan
secara singkat beberapa pokok pengaruh
inflasi :
inflasi :
·
Masalah Akuntansi
Jika laju inflasi cukup
tinggi, maka laba yang dilaporkan akan menyimpang. Penjualan persediaan yang
biaya pengadaannya rendah menghasilkan laba yang dilaporkan lebih tinggi, akan
tetapi arus kas akan berkurang ketika perusahaan harus mengisi kembali persediaan
dengan biaya pengadaan kembali yang lebih mahal.
Demikian pula halnya dengan
beban penyusutan yang tidak sesuai lagi, oleh karena biaya tersebut tidak
mencerminkan biaya penggantian alat dan mesin pabrik. Laba yang dilaporkan
lebih tinggi karena ketidak-sesuaian nilai persediaan dan beban penyusutan akan
berakibat pada pajak penghasilan yang lebih tinggi dan arus kas menjadi
berkurang. Jika perusahaan merencanakan pembayaran deviden dan penambahan mesin
berdasarkan apa yang tertulis dalam laporan keuangan, maka hal ini bisa
menimbulkan masalah keuangan yang serius.
·
Kesulitan Perencanaan
Perusahaan bisnis
beroperasi atas dasar rencana jangka panjang. Sebagai contoh, sebuah perusahaan
yang membangun pabrik, tentu didahului dengan analisis mendalam tentang
pendapatan dan biaya, yang diperkirakan sepanjang periode umur pabrik tersebut.
Pada kondisi terbaik pun, membuat perkiraan pendapatan dan biaya bukan
merupakan pekerjaan yang mudah karena akan tergantung pada keadaan perekonomian
dan persaingan, sedangkan taksiran biaya didasarkan hanya pada pengalaman masa
lalu yang terbatas. Pada kondisi inflasi yang membumbung cepat, dimana
biaya-biaya bahan baku dan upah tidak menentu, sangat diperlukan
ramalan-ramalan yang tepat meskipun sulit dilakukan.
·
Permintaan Terhadap Modal
Inflasi menyebabkan naiknya
jumlah modal yang dibutuhkan untuk menjalankan kegiatan bisnis dalam volume
tertentu. Jika barang persediaan terjual, maka barang tersebut harus digantikan
dengan biaya pengadaan yang lebih mahal. Biaya untuk memperluas atau mengganti
mesin juga lebih besar dan biasanya para pekerja menuntut gaji yang lebih
tinggi. Sementara para manajer keuangan mencari tambahan modal, pengusaha
moneter (pemerintah) mencoba membatasi besarnya dana yang bisa dipinjamkan
untuk menekan laju inflasi. Saling berebut dana yang terbatas tersebut
mendorong kenaikan suku bunga lebih tinggi lagi.
·
Suku Bunga
Suku bunga yang harus
dihasilkan dari setiap surat berharga pada kondisi tanpa inflasi disebut
"suku bunga sebenarnya" (real interest rate). Suku bunga yang diamati
oleh pasar keuangan disebut dengan "suku bunga nominal", yang
merupakan suku bunga sebenarnya ditambah dengan "premi inflasi".
Premi inflasi mencerminkan laju inflasi yang diharapkan dalam jangka panjang.
Akibatnya, suatu kenaikan perkiraan laju inflasi akan diterjemahkan dalam
bentuk tingginya suku bunga. Maka laju inflasi yang semakin tinggi berarti
bahwa biaya untuk memperoleh dana bagi pemerintah, bisnis maupun perorangan akan
meningkat.
·
Harga Obligasi Menurun
Jika suku bunga meningkat,
maka harga obligasi jangka panjang akan menurun. Dalam usaha menghindari
kerugian karena turunnya nilai modal, pemberi pinjaman akan mensyaratkan suatu
instrumen hutang yang suku bunganya bergerak sesuai dengan "suku bunga
umum" yang diukur dengan indeks suku bunga. Brazil dan negara inflasi Amerika
Latin lainnya dalam beberapa tahun ini telah menggunakan indeks obligasi.
Inflasi merupakan pengalaman baru yang mengganggu dan menantang
para manajer keuangan. Jika inflasi tersebut terus berulang, maka praktek dan
kebijakan manajemen keuangan akan tetap mengalami modifikasi yang lebih jauh.
G.
PIHAK
YANG DIUNTUNGKAN DAN DIRUGIKAN
Pihak-pihak yang
Mendapatkan Keuntungan dan yang Menderita
Kerugian Akibat terjadinya Inflasi:
Pihak-pihak yang diuntungkan
a.
Para pengusaha, yang pada saat sebelum terjadinya inflasi, telah memiliki
stock/persediaan produksi barang yang siap dijual dalam jumlah besar.
b.
Para pedagang, yang dengan terjadinya inflasi menggunakan kesempatan memainkan
harga barang. Cara yang dipakai adalah dengan menaikkan harga, karena ingin
mendapatkan laba/keuntungan yang besar.
c.
Para spekulan, yaitu orang-orang atau
badan usaha yang mengadakan spekulasi, dengan cara menimbun barang
sebanyak-banyaknya sebelum terjadinya inflasi dan menjualnya kembali pada saat
inflasi terjadi, sehingga terjadinya kenaikan harga sangat menguntungkan
mereka.
d.
Para peminjam, karena pinjaman telah diambil sebelum harga barang-barang naik,
sehingga nilai riil-nya lebih tinggi daripada sesudah inflasi terjadi, tetapi peminjam
membayar kembali tetap sesuai dengan perjanjian yang dibuat sebelum terjadi
inflasi. Misalnya, para pengambil kredit KPR BTN sebelum inflasi yang
mengakibatkan harga bahan bangunan dan rumah KPR BTN naik, sedangkan jumlah
angsuran yang harus dibayar kepada BTN tetap tidak ikut dinaikkan.
Pihak-pihak yang dirugikan :
a.
Para konsumen, karena harus membayar lebih mahal, sehingga barang yang
diperoleh lebih sedikit jika dibandingkan dengan sebelum terjadinya inflasi.
b.
Mereka yang berpenghasilan tetap, karena dengan penghasilan tetap, naiknya
harga barang-barang dan jasa, mengakibatkan jumlah barang-barang dan jasa yang
dapat dibeli menjadi lebih sedikit, sehingga pendapatan riil/nyata berkurang,
sedangkan kenaikan penghasilan atau pendapatan pada saat terjadi inflasi sulit
diharapkan.
c.
Para pemborong atau kontraktor, karena harus mengeluarkan tambahan biaya agar
dapat menutup pengeluaran-pengeluaran yang diakibatkan terjadinya inflasi dan
mengakibatkan berkurangnya keuntungan yang diperoleh dari proyek yang
dikerjakan.
d.
Para pemberi pinjaman/kreditor, karena nilai riil dari pinjaman yang telah
diberikan menjadi lebih kecil sebagai akibat terjadinya inflasi. Misalnya,
sebelum inflasi, pinjaman Rp 500.000,00 = 25 gram emas, sesudah inflasi = 20 gram
emas.
e.
Para penabung, karena pada saat inflasi bunga yang diperoleh dari tabungan
dirasakan lebih kecil jika dibandingkan dengan kenaikan harga yang terjadi. Di
samping itu akibat naiknya harga barang-barang dan jasa, nilai uang yang
ditabung menjadi lebih rendah/turun, jika dibandingkan dengan sebelum terjadi
inflasi.
H.
HUBUNGAN NILAI TUKAR DAN
INFLASI
Pertama
pertimbangkan hubungan antara perubahan dalam nilai tukar mata uang dengan
tingkat inflasi. Jika Negara X mengalami tingkat inflasi yang lebih tinggi dari
pada Negara Y, maka nilai mata uang Negara X akan menurun dibandingkan dengan
mata uang di Negara Y. Perubahan tingkat inflasi dengan nilai tukar mata uang
sangat berhubungan.
Coba
pikirkan tentang harga barang dan jasa yang sama di kedua Negara dengan mata
uang yang berbeda.Misalkan harga emas dibeli di New York seharga $400 per ons
dan jika dijual di Mexico City seharga 5.000 peso per ons. Jika anda mengimpor
emas dari New York dan menjualnya di Mexico City, anda akan mendapat
keuntungan.
Anda
dapat menukarkan 5.000 peso anda untuk 5.000/11,2365 = $445. Anda mendapatkan
laba kotor $45 per ons. Tentu saja anda harus membayar biaya transportasi dan asuransinya,
tetapi masih ada laba yang tersisa untuk anda.
Contoh
kasus diatas disebut Hukum satu harga, berikut perhitungannya :
Harga
barang di Mexico dalam peso

Jumlah
peso per dolar
Harga
emas di mexico dalam peso

11,2365
peso/$
Harga emas di Mexico = $400 x ( 11,2365 peso/$ )
= 4,495 peso.
BAB III
PERENCANAAN KEUANGAN
DALAM INFLASI
3.1PERENCANAAN KEUANGAN
A.
PERLUNYA
PERUSAHAAN MEMILIKI SIMPANAN
Keuntungan yang diperoleh
perusahaan atau usaha produksi ada baiknya sekian persen disisihkan sebagai
simpanan perusahaan atau usaha produksi. Manfaat simpanan' sangat besar
terutama kalau perusahaan atau usaha industri tengah mengalami kesulitan
kekurangan modal, sedangkan usaha mendapatkan investasi atau permodalan
ternyata mengalami halangan dan kesulitan, halangan misalnya karena bunga yang
ditawarkan tinggi, kesulitan tidak ada investor atau kreditur yang mau
menanamkan modalnya atau memberikan kredit sejumlah yang diperlukan dengan
tingkat bunga yang wajar.
Simpanan perusahaan/usaha
produksi berasal dari keuntungan yang disisihkan atau tidak dibagikan dan
menghasilkan sejenis modal yang menanggung resiko. Baik secara kuantitatif
maupun secara kualitatif merupakan suatu cara pembentukan modal yang penting.
Kuantitatif, karena simpanan perusahaan/usaha produksi itu merupakan
satu-satunya cara yang dapat membentuk modal yang menanggung resiko dan segera
atau langsung dapat dikuasai oleh perusahaan atau usaha produksi tanpa
menghiraukan tinggi rendahnya keuntungan yang diharapkan.
Kuantitatif, simpanan
perusahan/usaha produksi sulit diukur terutama dalam jangka pendek, karena
simpanan demikian banyak yang terjadi secara rahasia, bahkan bagi
perusahaan/usaha produksi sendiri sering kali sulit mengukur besarnya simpanan
nettonya.
Beberapa penyebab yang
mendorong perusahaan/ usaha produksi untuk melakukan simpanan ini adalah
sebagai berikut.
1.
Adanya kenyataan yang sering dialami mengenai kesulitan permodalan sebagai
akibat kurangnya modal yang menanggung resiko dan oleh karenanya timbul
perbandingan yang negatif dengan utang perusahaan yang lebih besar.
2.
Juga sebagai tindakan berhati-hati dari para usahawan sehubungan dengan adanya
kemungkinan-kemungkinan yang tidak dapat dihindari yang disebabkan karena
kurang tepatnya kebijakan penilaian dan penghapusan persediaan yang dilakukan dalam
perusahaan/ usaha produksi.
B.
PERAN
SIMPANAN PERUSAHAAN DALAM MENGHADAPI KRISIS DAN INFLASI
Dalam keadaan krisis
ekonomi, pada umumnya perusahaan-perusahaan sukar untuk mengadakan emisi saham.
Untuk memperbaiki permodalan dapat dilakukan menurut dua cara, yaitu :
1. dari
simpanan perusahaan bersih,
Cara pertama
penggunaannya ada 2 macam, yaitu:
a. untuk investasi,
b. untuk melunasi pinjaman-pinjaman atau
pembentukan cadangan likuiditas.
Penggunaan simpanan
perusahaan untuk investasi berarti akan terjadi perbaikan permodalan satu kali,
sedang untuk pelunasan pinjaman atau pembentukan cadangan likuiditas berarti
akan terjadi perbaikan permodalan dua kali,
yang jelas modal sendiri bertambah dan hutang berkurang.
2.
pengembalian
pinjaman dari uang desinvestasi.
Cara ini kurang menarik, karena dengan melakukan ini akan
berarti pembaharuan atau modernisasi alat-alat produksi untuk sementara harus
ditangguhkan. Apabila cara ini ditempuh maka kesibukan-kesibukan dalam
perusahaan/usaha produksi akan berkurang, yang mana menimbulkan depresi. Jadi,
sebaiknya kita menempuh cara yang pertama saja.
Inflasi dan Simpanan
Perusahaan
Dalam menguraikan
proses-proses inflasi, simpanan perusahaan selalu meminta perhatian yang cukup,
selalu ada kemungkinan bahwa inflasi terjadi bersama-sama dengan berubahnya
bagian simpanan perusahaan dalam pendapatan nasional. Ini akan mempengaruhi
simpanan perusahaan yang akan terjadi dan selain itu juga akan mempengaruhi
hasrat investasi dari para pengusaha. Perubahan pembagian pendapatan nasional
dan arah pergeseran ditentukan oleh :
a.
jalannya pembagian upah,
b.
jalannya produksi nasional dalam keadaan
inflasi,
c.
kebijaksanaan menentukan harga.
Usaha pemerintah untuk
menekan harga-harga produk konsumsi, atau kebijaksanaan perpajakan yang
dilakukannya untuk menarik keuntungan-keuntungan perusahaan, dan dengan cara
yang tidak langsung memperbesar daya beli para konsumen (subsidi dan
lain-lain), semuanya penghapusan keuangan terhadap inflasi dan dengan demikian
terbukalah jalan untuk inflasi yang positif.
Tujuan dari rencana
keuangan adalah untuk mencapai keadaan perekonomian seseorang seperti yang ditargetkan sebelumnya.
Maka dalam merencanakan keuangan penting kita ketahui bahwa inflasi merupakan
bagian yang inheren pula dari setiap tindakan/keputusan keuangan yang diambil.
Misalnya dalam keputusan memilih investasi, jangan sampai pengorbanan sekarang
yang kita lakukan, alih-alih mendapat nilai tambah, akhirnya justru menurun. investasi
yang kita gunakan harus memperhitungkan inflasi yang terjadi di negara ini.
Pemahaman konsep nilai
waktu uang diperlukan oleh manajer keuangan dalam mengambil keputusan ketika
akan melakukan investasi pada suatu aktiva dan pengambilan keputusan ketika
akan menentukan sumber dana pinjaman yang akan dipilih.
Suatu jumlah uang tertentu
yang diterima waktu yang akan datang jika dinilai sekarang maka jumlah uang
tersebut harus didiskon dengan tingkat bunga tertentu (discount factor). Suatu
jumlah uang tertentu saat ini dinilai untuk waktu yang akan datang maka jumlah
uang tersebut harus digandakan dengan tingkat bunga tertentu ( Compound factor)
Cara mengatasi penurunan nilai uang
Mengatasi penurunan nilai
uang karena tergerus inflasi dan dimakan waktu adalah dengan membuat uang
tersebut produktif dan atau memberi imbal hasil melebihi laju inflasi. Cara
paling efektif adalah menginvestasikan dana tersebut agar menghasilkan imbal
hasil di atas laju inflasi sehingga nilai uang Anda relatif tetap atau bahkan
bisa bertambah.
C.
PERAN
BANK SENTRAL
Bank sentral
memainkan peranan penting dalam mengendalikan inflasi. Bank sentral suatu
negara pada umumnya berusaha mengendalikan tingkat inflasi pada tingkat yang
wajar. Beberapa bank sentral bahkan memiliki kewenangan yang independen dalam
artian bahwa kebijakannya tidak boleh diintervensi oleh pihak di luar bank
sentral -termasuk pemerintah. Hal ini disebabkan karena sejumlah studi
menunjukkan bahwa bank sentral yang kurang independen -- salah satunya
disebabkan intervensi pemerintah yang bertujuan menggunakan kebijakan moneter
untuk mendorong perekonomian -- akan mendorong tingkat inflasi yang lebih tinggi.
Bank sentral umumnya
mengandalkan jumlah uang beredar dan/atau tingkat suku
bunga sebagai instrumen dalam mengendalikan
harga. Selain itu, bank sentral juga berkewajiban mengendalikan tingkat nilai
tukar mata uang domestik. Hal ini disebabkan karena nilai sebuah mata uang
dapat bersifat internal (dicerminkan oleh tingkat inflasi) maupun eksternal (kurs).
Saat ini pola inflation targeting banyak diterapkan oleh bank sentral di seluruh dunia,
termasuk oleh Bank Indonesia.
D.
KEBIJAKAN
MONETER
1. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah
kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan nasional dengan cara
mengubah jumlah uang yang beredar. Penyebab inflasi diantara jumlah uang yang
beredar terlalu banyak sehingga dengan kebijakan ini diharapkan jumlah uang
yang beredar dapat dikurangi menuju kondisi normal.
Kebijakan moneter dapat dilakukan melalui
instrument-instrumen berikut:
• Politik diskoto (Politik uang ketat): bank
menaikkan suku bunga sehingga jumlah uang yang beredar dapat dikurangi.Kebijakan
diskonto dilakukan dengan menaikkan tingkat bunga sehingga mengurangi keinginan
badan-badan pemberi kredit untuk mengeluarkan pinjaman guna memenuhi permintaan
pinjaman dari masyarakat. Akibatnya, jumlah kredit yang dikeluarkan oleh
badan-badan kredit akan berkurang, yang pada akhirnya mengurangi tekanan
inflasi.
• Politik pasar terbuka: bank sentral menjual
obligasi atau surat berharga ke pasar modal untuk menyerap uang dari masyarakat
dan dengan menjual surat berharga bank sentral dapat menekan perkembangan
jumlah uang beredar sehingga jumlah uang beredar dapat dikurangi dan laju
inflasi dapat lebih rendah.Operasi pasar terbuka (open market operation), biasa
disebut dengan kebijakan uang ketat (tight money policy), dilakukan dengan
menjual surat-surat berharga, seperti obligasi negara, kepada masyarakat dan
bank-bank. Akibatnya, jumlah uang beredar di masyarakat dan pemberian kredit
oleh badan-badan kredit (bank) berkurang, yang pada akhirnya dapat mengurangi
tekanan inflasi.
• Peningkatan cash ratio:Kebijakan persediaan
kas artinya cadangan yang diwajibkan oleh Bank Sentral kepada bank-bank umum
yang besarnya tergantung kepada keputusan dari bank sentral/pemerintah. Dengan
jalan menaikan perbandingan antara uang yang beredar dengan uang yang mengendap
di dalam kas mengakibatkan kemampuan bank untuk menciptakan kredit berkurang
sehingga jumlah uang yang beredar akan berkurang. Menaikkan cadangan uang kas
yang ada di bank sehingga jumlah uang bank yang dapat dipinjamkan kepada
debitur/masyarakat menjadi berkurang. Hal ini berarti dapat mengurangi jumlah
uang yang beredar.
2. Kebijakan Fiskal
Kebijakan Fiskal adalah
kebijakan yang berhubugan dengan finansial pemerintah. Kebijakan fiskal dapat
dilakukan melalui instrument berikut:
• Mengatur penerimaan dan pengeluaran
pemerintah, sehingga pengeluaran keseluruhan dalam perekonomian bisa
dikendalikan. Pemerintah tidak menambah pengeluarannya agar anggaran tidak
defisit.
• Menaikkan pajak. Dengan menaikkan pajak,
konsumen akan mengurangi jumlah konsumsinya karena sebagian pendapatannya untuk
membayar pajak. Dan juga akan mengakibatkan penerimaan uang masyarakat
berkurang dan ini berpengaruh pada daya beli masyarakat yang menurun, dan
tentunya permintaan akan barang dan jasa yang bersifat konsumtif tentunya
berkurang.
3. Kebijakan Non Moneter
Kebijakan nom moneter
adalah kebijakan yang tidak berhubungan dengan finansial pemerintah maupun
jumla uang yang beredar, cara ini merupakan langkah alternatif untuk mengatasi
inflasi. Kebijakan non moneter dapat dilakukan melalui instrument berikut:
• Mendorong agar pengusaha menaikkan hasil
produksinya.
Cara ini cukup efektif
mengingat inflasi disebabkan oleh kenaikan jumlah barang konsumsi tidak
seimbang dengan jumlah uang yang beredar. Oleh karena itu pemerintah membuat
prioritas produksi atau memberi bantuan (subsidi) kepada sektor produksi bahan
bakar, produksi beras.
• Menekan tingkat upah.
Tidak lain merupakan upaya
menstabilkan upah/gaji, dalam pengertian bahwa upah tidak sering dinaikan karena
kenaikan yang relatif sering dilakukan akan dapat meningkatkan daya beli dan
pada akhirnya akan meningkatkan permintaan terhadap barang-barang secara
keseluruhan dan pada akhirnya akan menimbulkan inflasi.
• Pemerintah melakukan pengawasan harga dan
sekaligus menetapkan harga maksimal.
• Pemerintah melakukan distribusi secara
langsung.
Dimaksudkan agar harga
tidak terjadi kenaikan, hal ini seperti yang dilakukan pemerintah dalam
menetapkan harga tertinggi (harga eceran tertinggi/HET). Pengendalian harga yang
baik tidak akan berhasil tanpa ada pengawasan. Pengawasan yang tidak baik
biasanya akan menimbulkan pasar gelap. Untuk menghindari pasar gelap maka
distribusi barang harus dapat dilakukan dengan lancar, seperti yang dilakukan
pemerintah melalui Bulog atau KUD.
• Penanggulangan inflasi yang sangat parah
(hyper inflation) ditempuh dengan cara melakukan sneering (pemotongan nilai
mata uang).Sanering berasal dari bahasa Belanda yang berarti penyehatan,
pembersihan, reorganisasi. Kebijakan sanering antara lain:
1.
Penurunan
nilai uang
2.
Pembekuan
sebagian simpanan pada bank – bank dengan ketentuan bahwa simpanan yang
dibekukan akan diganti menjadi simpanan jangka panjang oleh pemerintah.
• Kebijakan yang berkaitan dengan output.
Kenaikan output dapat memperkecil laju inflasi. Kenaikan jumlah output ini
dapat dicapai misalnya dengan kebijakan penurunan bea masuk sehingga impor
barang cenderung meningkat. Bertambahnya jumlah barang di dalam negeri
cenderung menurunkan harga.
• Kebijakan penentuan harga dan indexing. Ini
dilakukan dengan penentuan ceiling price.
• Devaluasi adalah penurunan nilai mata uang
dalam negeri terhadap mata uang luar negeri. Jika hal tersebut terjadi biasanya
pemerintah melakukan intervensi agar nilai mata uang dalam negeri tetap stabil.
Istilah devaluasi lebih sering dikaitkan dengan menurunnya nilai uang satu
negara terhadap nilai mata uang asing. Devaluasi juga merujuk kepada kebijakan
pemerintah menurunkan nilai mata uang sendiri terhadap mata uang asing.
BAB IV
PENUTUP
4.1
KESIMPULAN
Merencanakan keuangan
adalah salah satu hal terpenting menuju kesuksesan hidup kita. Ya..uang memang
bukan segalanya tapi segalanya takkan banyak berarti tanpa uang dan dengan
perencanaan keuangan yang matang tak mustahil kita akan dapat banyak menggapai
mimpi kita. Dengan adanya perencanaan keuangan yang matang dan disiplin
menjalankannya maka akan meringankan beban finansial kita dan mungkin malah
akan bisa membuat uang bekerja untuk kita dan menciptakan financial
freedom buat kita.
Dengan merencanakan
keuangan, kita akan lebih mengetahui secara detail kondisi keuangan kita (cash
flow), tujuan apa yang ingin kita capai dan
bagaimana cara mencapainya. Merencanakan keuangan dengan berinvestasi bisa
melindungi keuangan kita dari inflasi. inflasi adalah kenaikan harga barang.
Dengan menggunakan alat investasi yang lebih tinggi dari inflasi, maka kita
bisa melindungi keuangan kita dari inflasi.
4.2
PENUTUP
Demikianlah Makalah ini
kami rangkum dari berbagai sumber, dan kami sajikan sedemikian rupa agar
memudahkan para pembaca. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembacanya. Terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar