Rabu, 06 Juni 2012

Masuknya Islam Di Indonesia

Bukti awal mengenai agama Islam berasal dari seorang pengelana Venesia bernama Marco polo. Ketika singgah di sebelah utara pulau Sumatera, dia menemukan sebuah kota Islam bernama Perlakyang dikelilingi oleh daerah-daerah non-Islam. Hal ini diperkuat oleh catatan-catatan yang terdapat dalam buku-buku sejarah seperti Hikayat Raja-Raja Pasai dan Sejarah Melayu.

Bukti kedua berasal dari Ibnu Batutah ketika mengunjungi Samudera Pasai pada tahun 1345 megatakan bahwa raja yang memerintah negara itu memakai gelar Islam yakni Malikut Thahbir bin Malik Al Saleh.

Bukti ketiga berasal dari seorang pengelana Portugis bernama Tome Pires, yang mengunjungi Nusantara pada awal abad ke-16. Dalam karyanya berjudul Summa Oriental, dia menjelaskan bahwa menjelang abad ke-13 sudah ada masyarakat Muslim di Samudera Pasai, Perlak, dan Palembang. Selain itu di Pulau Jawa juga ditemukan makam Fatimah binti Maimun di Leran (Gresik) yang berangka tahun 1082 M dan sejumlah makam Islam di Tralaya yang berasal dari abad ke-13.

Bukti keempat Golongan lain berpendapat bahwa Islam sebenarnya sudah masuk ke Nusantara sejak abad ke-7 Masehi. Pendapat ini didasarkan atas pernyataan pengelana Cina I-tsing yang berkunjung ke Kerajaan Sriwijaya pada tahun 671. Dia menyatakan bahwa pada waktu itu lalu-lintas laut antara Arab, Persia, India, dan Sriwijaya sangat ramai.

Bukti kelima menurut catatan Dinasti Tang, para pedagang Ta-Shih(sebutan bagi kaum Muslim Arab dan Persia) pada abad ke-9 dan ke-10 sudah ada di Kanton dan Sumatera.

Kapan pengaruh Islam mulai masuk ke Indonesia? Pertanyaan ini tidak mudah untuk dijawab secara tepat karena tidak bukti tertulis yang menyebutkan secara pasti. Untuk itu, kita hanya dapat memperkirakan berdasarkan beberapa bukti yang dapat ditemukan dan sampai ke tangan kita pada saat ini. Apalagi, jika dikaitkan dengan kenyataan bahwa Islam masuk ke Indonesia dibawa oleh para pedagang. Padahal, hubungan dagang antara Indonesia dan beberapa daerah di Asia (India dan Asia Barat) telah berlangsung sangat lama. Hubungan dagang itu telah berlangsung, jauh sebelum Islam lahir. 

Berdasarkan pemikiran di atas, maka dapat diperkirakan bahwa pengaruh Islam telah masuk ke Indonesia sejak bangsa Indonesia berhubungan dengan pedagang Islam dari Asia Barat. Pada abad VII, pedagang-pedagang Islam dari Asia Barat (Arab dan Persia) telah sampai ke Indonesia. Pada saat itu, kerajaan yang terkenal di Indonesia adalah Sriwijaya, yang menurut pedagang Islam disebut dengan Zabag atau Sribusa. Di samping itu, para pedagang dari Gujarat (India) telah menjalin hubungan dagang dengan Malaka dan beberapa Kepulauan Indonesia. Berdasarkan kenyataan itu, dapat diperkirakan bahwa pengaruh Islam telah masuk ke Indonesia lebih awal dari pada yang diduga banyak orang. Setidak-tidaknya, orang- orang Gujarat lebih awal menerima pengaruh Islam dan mereka membawanya ke Indonesia melalui kegiatan perdagangan.

Beberapa bukti yang dapat dipergunakan untuk memastikan masuknya Islam di Indonesia adalah sebagai berikut:
a. Surat Raja Sriwijaya Salah satu bukti baru tentang masuknya Islam ke Indonesia dikemukakan oleh Prof. Dr. Azyumardi Asra dalam bukunya: ‘Jaringan Ulama Nusantara’. Dalam buku itu, Azumardi menyebutkan bahwa Islam telah masuk ke Indonesia pada masa kerajaan Sriwijaya. Hal ini dibuktikan dengan adanya surat yang dikirim oleh Raja Sriwijaya kepada Umar bin Khattab yang berisi ucapan selamat atas terpilihnya Umar bin Khattab sebagai pemimpin Islam menggantikan Abu Bakar. 

b. Makam Fatimah binti Maimun Berdasarkan hasil penelitian sejarah telah ditemukan sebuah makam Islam di Leran, Gresik. Pada batu nisan dari makam tersebut tertulis nama seorang wanita, yaitu Fatimah binti Maimun dan angka tahun 1082. Artinya, dapat dipastikan bahwa pada akhir abad XI Islam telah masuk ke Indonesia.Dengan demikian, dapat diduga bahwa Islam telah masuk dan berkembang di Indonesia sebelum tahun 1082. 

c. Makam Sultan Malik Al-Saleh Makam Sultan Malik Al-Saleh yang berangka tahun 1297 merupakan bukti bahwa Islam telah masuk dan berkembang di daerah Aceh pada abad XIII. Mengingat Malik Al-Saleh adalah seorang sultan, maka dapat diperkirakan bahwa Islam telah masuk ke daerah Aceh jauh sebelum Malik Al-Saleh mendirikan Kesultanan Samudera Pasai. 

d. Ceritera Marco Polo Pada tahun 1092, Marco Polo seorang musaļ¬ r dari Venesia (Italia) singgah di Perlak dan beberap tempat di Aceh bagian Utara. Marco Polo sedang melakukan perjalanan dari Venetia ke negeri Cina. Ia menceritakan bahwa pada abad XI, Islam telah berkembang di Sumatera bagian Utara. Ia juga menceriterakan bahwa Islam telah berkembang sangat pesat di Jawa. 

e. Ceritera Ibn BattutaPada tahun 1345, Ibn Battuta mengunjungi Samudera Pasai. Ia menceriterakan bahwa Sultan Samudera Pasai sangat baik terhadap ulama dan rakyatnya. Di samping itu, ia menceriterakan bahwa Samudera Pasai merupakan kesultanan dagang yang sangat maju. Di sana, Ibn Battuta bertemu dengan para pedagang dari India, Cina, dan para pedagang dari Jawa.

f. Pendapat lain Beberapa waktu terakhir ini berkembang pendapat baru bahwa Islam sebenarnya telah datang dan berkembang di kawasan Nusantara pada abad VII-VIII atau abad I tahun hijrah. Pendapat ini didasarkan pada kenyataan bahwa masyarakat Indonesia telah menjalin hubungan dagang dengan bangsa-bangsa India, Cina, dan Arab (khususnya Persia). Bahkan kalau ditelusur pada awal abad Masehi orang-orang Yunani telah mengenal Nusantara. Tercatat dalam peta yang disusun oleh Ptolomeus, nama-nama seperti Tabih, Argue, Posi Lam Wuli, Rommi, Lameri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terbaru

Jembatan 1 Dompak, Tanjungpinang... Diwaktu malam

Yang Populer Nie